tag:blogger.com,1999:blog-19550169541182886292024-03-14T13:07:33.713+07:00ada koko di siniblog pribadi prakoso bhairawa puteraada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.comBlogger159125tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-89183985945727463082015-05-17T10:37:00.004+07:002015-05-17T10:37:41.379+07:00Iptek dan Inovasi; Kunci Meretas Jalan Menuju Kemandirian Bangsa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-432-5-1456.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-432-5-1456.jpg" height="320" width="222" /></a></div>
<i>ISBN : 978-602-262-432-5<br />Harga : Rp 114.800,00<br />Halaman : XII+244</i><br /><br /><b>Sinopsis :</b><br /><br />Kemandirian menjadi keniscayaan bagi banyak negara berkembang seperti halnya Indonesia untuk dapat berdiri tegak dan terpandang di mata internasional. Kuncinya dengan memaksimalkan peran Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Kontribusi terbesar terletak pada kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan dari hasil riset itu sendiri. Pada sisi lain sinergi antara kegiatan riset dan pengembangan dengan kebutuhan berbagai bidang (baik ekonomi, pendidikan, pertahanan, sosial dan budaya) menjadi kunci sekaligus kekuatan bagi suatu bangsa untuk mampu beradaptasi dalam persaingan global dan mandiri. Banyak negara di dunia telah membuktikan bagaimana riset dan pengembangan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui iptek dan inovasi yang mereka hasilkan.<br />Buku ini adalah kompilasi dari sejumlah pemikiran dan gagasan penulis yang tersebar di sejumlah media cetak di Indonesia. Gagasan tersebut setelah dirangkai ternyata membentuk sebuah alur cerita yang sama yaitu IPTEK dan Inovasi; Kunci Merentas Jalan Menuju Kemandirian Bangsa. ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-35674836004400821062015-05-17T10:34:00.003+07:002015-05-17T10:34:41.180+07:00Policy Review; Teori dan Aplikasi pada Kebijakan IPTEK dan Inovasi<a href="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-429-5-1453.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-429-5-1453.jpg" /></a><i>ISBN : 978-602-262-429-5 </i><br />
<i>Harga : Rp 95.800,00 </i><br />
<i>Halaman : XII+200 </i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Sinopsis :
</b>
Policy review (telaah kebijakan) merupakan sebuah teknik sederhana yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebijakan dan menelusuri faktor yang dapat memengaruhi implementasi dari kebijakan tersebut. Teknik telaah kebijakan memang belum begitu popular dalam studi/penelitian di Indonesia terutama dengan menggunakan analisis isi. Akan tetapi teknik ini memiliki prospek untuk terus berkembang dan dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap dokumen kebijakan. Buku ini memuat tinjauan kebijakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dengan pendekatan analisis isi dalam kerangka sistem inovasi.</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-31008465554052336302015-01-19T16:26:00.002+07:002015-01-19T16:26:35.724+07:00Buku Baru: Mengenal dan Memahami Ragam Karya Prosa Lama (Hikayat, Dongeng, Tambo dan Cerita Berbingkai)<a href="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-411-0-1438.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-411-0-1438.jpg" /></a>ISBN : 978-602-262-411-0<br />Cetakan Tahun : 2015<br />Halaman : X+98<br /><br /><b>Sinopsis :</b><br />Kesusastraan di Indonesia tumbuh dan berkembang sejalan dengan perubahan waktu. Namun, karya prosa lama tetap menarik untuk dikenal dan dipahami sebagai sebuah pembelajaran. Buku ini merupakan penambah pemahaman tentang ragam prosa lama yang selama ini hanya sepotong atau sebagian saja diketahui.<br />Buku ini merupakan suplemen dalam memahami prosa lama. Penyajian yang menarik dilengkapi dengan contoh-contoh serta informasi tambahan yang diletakkan di bagian kanan dan kiri halaman menjadikan buku ini sarat akan pengetahuan. Buku ini mengulas ragam dari karya prosa lama, seperti hikayat, dongeng, tambo, dan cerita berbingkai.<br /><br />
<i>Sumber: <a href="http://grahailmu.co.id/index/buku/detil/0/1/22/66/buku1438.html" target="_blank">Graha Ilmu</a> </i><br />
<br />
<b>Notes: "Mengawali tahun 2015 dengan langkah yang baik, sudah satu buku dipastikan terbit dan menunggu publikasi selanjutnya. Tahun ini target 5 Buku harus dapat dijawab dan dituntaskan"</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://grahailmu.co.id/pic/original/978-602-262-411-0-1438.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-77011824258429452062014-07-24T13:12:00.003+07:002014-07-24T13:12:52.477+07:00Publikasi Semester 1 Tahun 2014<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://imediamu.com/wp-content/uploads/2013/10/digital-magazine.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://imediamu.com/wp-content/uploads/2013/10/digital-magazine.png" height="267" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://imediamu.com/wp-content/uploads/2013/10/digital-magazine.png</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Wah,.tidak terasa sudah melewati semester pertama di tahun 2014. Enam bulan berlalu dan jejak-jejak publikasi belum sempat dibagi melalui blog ini. Nah, mumpung baru awal semester 2 di tahun 2014 maka tidak salah untuk berbagi lembaran-lembaran publikasi yang terbit di awal tahun ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Publikasi ini tidak hanya publikasi ilmiah saja (yang terbit di Jurnal ataupun Prosiding) tetapi ada juga publikasi di kolom opini pada media cetak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yup,.kita mulai ya,..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><b>"Penguatan (Kebijakan) Kemandirian Pangan"</b> diterbitkan di kolom Opini <i>Media Indonesia</i> edisi Jumat 14 Februari 2014.</li>
<li><b>"Menuju Litbang Berkelas Dunia"</b> diterbitkan di kolom Opini <i>Pikiran Rakyat</i>, edisi Sabtu 22 Februari 2014</li>
<li><b>"Manajemen Perubahan Tata Kelola Pada Pulau-Pulau Kecil Terdepan: Implikasi Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010" </b>diterbitkan di <i>Jurnal Inovasi: Politik dan Kebijakan, Volume 11, No. 1/ Maret 2014: 70-82</i> (Prakoso Bhairawa Putera, dan Amelya Gustina)</li>
<li><b>"Penguatan Inovasi “Repoeblik Telo” Mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal"</b> diterbitkan di <i>Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X: hlm. 1927-1938</i> - ISBN: 978-979-799-776-2</li>
</ol>
Uhm,..baru empat hasil semester 1 di tahun 2014,..Semoga bisa publikasi yang lebih banyak di Semester 2 besok,..amien,..<br />
<br />
dan "Selamat Idul Fitri ya,..Minal ‘Aidin wal Faizin ( من العائدين والفائزين ), Mohon Maaf Lahir Batin"<br />
<br />
Salam,...ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-77894231207442301542014-02-17T14:17:00.000+07:002014-02-17T14:17:02.518+07:00Penguatan (Kebijakan) Kemandirian Pangan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-90mtuQ-08Zw/UwG3M_airbI/AAAAAAAAB0s/etoH6wiK-WE/s1600/14_02_2014_011_021.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-90mtuQ-08Zw/UwG3M_airbI/AAAAAAAAB0s/etoH6wiK-WE/s1600/14_02_2014_011_021.jpg" height="322" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PEMERINTAH </b>tidak belajar dari masa lalu dalam mengatasi persoalan pangan di negeri ini. Terbukti kebijakan impor kedelai bersamaan dengan panen raya, akibatnya kedelai lokal merana medio November 2013. Kini berulang, dengan gonjang ganjing masuknya beras impor Vietnam. Berdasarkan uji laboratorium oleh PT Sucofindo dan para ahli Institut Pertanian Bogor (IPB), beras tersebut memiliki kadar kepecahan di bawah 5% (tergolong premium). Kondisi ini dapat mengganggu pasar beras produksi lokal, yakni harga beras impor tersebut lebih murah dengan kualitas premium daripada beras medium lokal (Bulog).<br /><br />Terlepas dari polemik impor beras, kebijakan impor ternyata menjadi pilihan bagi pemerintah untuk menciptakan kondisi aman pangan. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam penyediaan pangan menunjukkan `kepanikan' (Fizzanty dan Aminullah, 2010). Yakni, ketika konsumsi semakin meningkat dan laju produksi dipandang tidak mampu memenuhi kebutuhan, mendorong pemerintah untuk melakukan impor. Bahkan memberi bebas bea masuk untuk pangan kedelai, misalnya. Kepanikan dalam merespons telah memperburuk kondisi penyediaan pangan nasional. Puncaknya ketika stok kedelai impor masih banyak di gudang seperti saat ini, dan adanya peningkatan produksi dalam negeri, importir melepas stok dengan harga murah. Konsumen dalam hal ini jelas diuntungkan, tetapi bagi petani lokal menjerit. Belum lagi persoalan beras impor yang dapat mematikan pasar beras produksi lokal.<br /><br /><b>Pilihan policy action</b><br /><br />Pada konteks kekinian, pembangunan dapat berjalan dengan baik apabila negara kuat. Negara kuat ialah negara yang mampu meningkatkan kapasitasnya untuk membangun kebijakan publik yang unggul. Kondisi ini mensyaratkan negara untuk membentuk `lingkungan' atau `iklim' yang membangun daya saing setiap aktor di dalamnya. Iklim itu diciptakan melalui kebijakan publik yang memberdayakan setiap elemen dalam negara.<br /><br />Merujuk pada paradigma ketahanan pangan nasional, selalu diarahkan pada kebijakan swasembada dan stabilitas harga. Ini diindikasikan dengan adanya kemampuan menjamin harga dasar yang ditetapkan melalui pengadaan pangan dan operasi pasar. Di sisi lain ambisi swasembada, sulit untuk tercapai. Coba tengoklah Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi BPS edisi Februari 2014 yang diterbitkan di laman, bahwa rata-rata secara nasional harga beras pada Januari 2014 sebesar Rp11.224 per kg, naik 1,36% dibanding kan Desember 2013.<br /><br />Jika dibandingkan Januari 2013, harga beras naik 3,72%, lebih rendah jika di bandingkan dengan inflasi tahun ke tahun periode yang sama sebesar 8,22%.<br />Artinya, pemilik beras peda gang, petani, konsumen, Bulog, dan industri berbahan baku beras mengalami penurunan nilai riil sebesar 4,50%. Kenaikan tertinggi terjadi di Padang (7%) dan Lhokseumawe (5%).<br /><br />Di sisi lain upaya menuju swasembada beras belum signifikan. Kenaikan produksi baru sebesar 2,62% dari 2012. Kebijakan swasembada dan stabilitas harga yang diprioritaskan selama ini tidaklah salah, namun penguatan akses masyarakat untuk memperoleh pangan dan kemandirian pasok dalam jangka panjang menjadi penting. Kebijakan jangka pendek acap dipilih, tetapi di sisi lain upaya jangka menengah dan panjang diabaikan.<br /><br />Kebijakan penguatan kemandirian pasokan dapat ditempuh dan diarahkan pada pengembangan sistem berbasis keberagaman sumber daya, inovasi teknologi, kelembagaan, dan budaya lokal. Kesemuanya dibutuhkan dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah yang dibutuhkan.<br /><br />Pada kasus beras, kestabilan penyediaannya dapat dicapai dengan mengurangi impor beras yang ke depannya melalui peningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan nonkonsumsi. Pe ningkatan produksi dapat dicapai melalui inovasi teknologi khususnya bioteknologi yang aman bagi kesehatan.<br /><br />Pemerintah di 2013 memang telah menurunkan impor beras sebesar 73,89%.<br />Walau demikian, di 2013 pemerintah melakukan ekspor dalam jumlah besar yaitu 2.585.718 kg, meningkat dari tahun sebelumnya 897.179 kg. Atau naik 188% (BPS, 2014). Dua kondisi yang saling bertolak belakang. Logikanya, kebijakan ekspor ditempuh apabila produksi dalam negeri telah mencukupi kebutuhan internal dan masih berlebih. Dengan melihat data tersebut, dapat diasumsikan seharusnya impor beras bisa semakin diminimalkan.<br /><br /><b>Hasil riset unggulan</b><br /><br />Upaya dan kontribusi telah dilakukan sejumlah peneliti di Indonesia. Masalah yang ditengarai menjadi pemicu tersendatnya produksi, seperti pola tanam yang acap kali dikesampingkan dan tanpa metode yang tepat untuk menyesuaikan dengan iklim dan jenis tanah yang ada. Kondisi ini kemudian dijawab dengan sejumlah inovasi di bidang pangan, seperti hadirnya benih unggul padi berbasis biologi molekuler dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.<br /><br />Padi ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik, daya hasil tinggi dan kaya nutrisi. Benih unggul ini untuk menjawab tantangan penyediaan pangan di masa datang akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi, konversi lahan dan perubahan iklim ekstrim akibat pemanasan global. Belum lagi hasil riset dari sejum lah lembaga lain seperti BATAN dengan 20 varietas padi unggulnya, Badan Litbang Pertanian, dan lain-lain. Namun, hasil unggulan ini sering terkendala adanya batasan birokrasi di mana hasil riset sulit untuk diim plementasi kan.<br /><br />Inovasi yang dihasilkan dalam bidang pangan bukanlah sekali dua kali. Setidaknya sudah sejak 2000 sejumlah panen raya hasil inovasi dilakukan di sejumlah tempat dengan mendatangkan pejabat di negeri ini. Namun, semuanya terhenti seusai pemberitaan. Alasan klasik kemudian bermunculan bahwa hasil inovasi tersebut sulit diimplementasikan petani, petani sulit mendapatkan suplai bibit unggul, dan pihak industri tidak terlalu berminat terhadap produk hasil penelitian. Kesemua alasan seolah-olah tidak bisa dicarikan solusi. Padahal belajar dari pengalaman sejumlah negara yang sukses mengimplementasikan hasil riset untuk pertaniannya, tidaklah sulit rasanya. Jawabnya sederhana, yaitu komitmen. Sebagai contoh; kemajuan riset pangan di Thailand merupakan pilihan dari keputusan politik kerajaan yang mencanangkan Thailand sebagai kitchen of the world.<br /><br />Ada persoalan yang harus dipecahkan bersama, yakni kegiatan riset bukanlah wilayah otonom, melainkan berdiri sebagai bagian dari desain besar kebijakan pembangunan ekonomi yang memang merupakan wilayah politik terutama bagi negara seperti Indonesia.<br /><br />Riset acap kali dipojokkan ketika bicara kemandirian pangan atau sejenisnya, peneliti dipandang kurang berkontribusi. Padahal, seringkali penyakit lupa datang bahwa ketika arah kebijakan pembangunan ekonomi tidak jelas tentu akan menyebabkan arah riset juga tidak jelas dan alokasi dana untuk riset juga tidak berdasarkan prioritas. Sehingga, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset juga melakukan kegiatan riset sendiri-sendiri dengan agenda yang berbeda-beda.<br /><br />Keberanian mengeluarkan kebijakan mesti diikuti dengan pelaksanaan pembaruan agraria dengan pengalokasian wilayah penanaman kedelai.<br />Begitu juga dengan keberanian menegakkan identitas bangsa dengan menempatkan hasil invensi peneliti sebagai solusi.</div>
<br />
<b>Prakoso Bhairawa Putera;</b> <br />
<i>Peneliti pada Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, LIPI</i><br /><br />
MEDIA INDONESIA, 14 Februari 2014ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-45692244162474917922013-12-03T17:19:00.000+07:002013-12-03T17:19:04.250+07:00Riset Indonesia, Fokus Ke Mana?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-o9jxrggejuw/Up2wA05MF0I/AAAAAAAABcU/nwCyR_EAjhA/s1600/3Q2gg.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-o9jxrggejuw/Up2wA05MF0I/AAAAAAAABcU/nwCyR_EAjhA/s320/3Q2gg.jpg" width="216" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jakarta -</b> Kita lebih mengenal 10 November sebagai hari Pahlawan. Padahal, dunia memperingatinya sebagai World Science Day. Sebenarnya, apa makna riset bagi peneliti? apa permasalahannya di Indonesia? dan bagaimana solusinya? Topik Riset mungkin tidak seksi bagi pendengar. Namun, permasalahan ini perlu diungkapkan agar masyarakat lebih mengenal apa itu riset.<br /><br />LIPI mendapat kesempatan menjawabnya melalui “Indonesia Bersaing”, sebuah program milik Radio Sindo Trijaya FM pada 26 November 2013 lalu. Program talkshow tersebut menghadirkan narasumber Grace Simamora, MM dan Prakoso Bhairawa Putera dari Pusat Perkembangan Iptek LIPI.<br /><br />"Riset berarti mencari kembali solusi permasalahan," ungkap Prakoso Bhairawa Putera. Menurut peneliti yang sudah mencapai jenjang Madya ini, seorang peneliti harus mampu mengubah problem menjadi solusi. "Riset yang dilakukan harus melihat seberapa besar dampaknya dan memastikan apakah hasil penelitian tersebut bermanfaat kepada masyarakat," ujarnya. “Hasil riset tidak bisa langsung diukur, hasilnya baru dapat dilihat dalam 3-4 tahun ke depan,” tambahnya.<br /><br />Terkait dengan periset, Prakoso mengatakan bahwa syarat utama menjadi periset yang unggul itu harus telaten. “Untuk menjadi periset yang baik harus punya kepakaran. Menjadi peneliti adalah pilihan, konsekuensi harus diterima, harus pegang komitmen,” tegasnya.<br /><br />Kepala Bidang Sistem Informasi Iptek, Grace Simamora, MM menyebutkan, berdasarkan data tahun 2012, periset Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya, hanya 1,72 per 10.000 populasi. Ia membandingkan dengan Malaysia yang telah memiilki 7,1 peneliti per 10.000 populasi; Singapura, 5,8 peneliti per 10.000 populasi (2009); Thailand 3,4 peneliti per 10.000 populasi (2009); Filipina, 1,3 peneliti per 10.000 populasi (2009). “Kepala LIPI selalu menyatakan bahwa, minimalnya peneliti kita adalah 1 % dari jumlah penduduk Indonesia, walaupun itu masih belum juga cukup,” ungkapnya. “Di sektor industri, dari 27000 industri yang ada di Indonesia, hanya sekitar 300 di antaranya mengaku melakukan kegiatan penelitian,” tambahnya.<br /><br />Grace juga mengatakan bahwa pada area tertentu, Indonesia punya yang diunggulkan. Misalnya pertanian dan bioteknologi. namun itu belum menjadi unggul di tingkat regional ataupun dunia.<br /><br />Prakoso menyebutkan enam pilar pembangunan Iptek, di antaranya yaitu fokus pada bidang riset. “Kita tidak dapat mengambil semua area, tetapi sebaiknya melihat pada potensi yang ada, misalnya fokus Indonesia adalah pada bidang hayati,” tandasnya. Menurutnya, peningkatan kuantitas dan jumlah kualitas peneliti juga perlu terus ditingkatkan. “Perekrutan dan perubahan cara pandang menjadi penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas peneliti dan penelitian. Kita juga harus bangga menggunakan produk dalam negeri”, urainya.<br /><br />“Mengenai strategi menghadapi tantangan global, sebenarnya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sudah menyusun startegi bagaimana Indonesia dapat berinovasi di 2015,” ujat Grace. Menurutnya, saat ini yang perlu diupayakan bersama adalah bagaimana mendorong industri menjadi penggiat riset, meningkatkan sinergi antar lembaga litbang, dan tentunya fokus menentukan dan mengerjakan riset.<br /><br />Senada dengan pendapat Grace, Prakoso menambahkan, langkah yang harus diambil segera adalah meningkatkan jumlah, anggaran, dan memperhatikan proporsi kebutuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://www.sindotrijaya.com/news/detail/5104/riset-indonesia-fokus-ke-mana#.Up2uTycl8X8" target="_blank">Sindo Trijaya, 02 Desember 2013</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-41805781278445295932013-11-30T20:45:00.001+07:002013-11-30T20:45:53.676+07:00Riset Indonesia, Fokus Kemana?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hptfgsPiHow/UpnqqI0O2AI/AAAAAAAABbs/aETPOvVFs08/s1600/IMG_1273.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://4.bp.blogspot.com/-hptfgsPiHow/UpnqqI0O2AI/AAAAAAAABbs/aETPOvVFs08/s320/IMG_1273.JPG" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-NQDTxLrUNRw/Upnq9i4i7AI/AAAAAAAABbw/0glK8nZ-ZKo/s1600/IMG_1281.JPG" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a> <b>Jakarta, 29 November 2013</b> – Humas LIPI). Tantangan global pengembangan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di antara negara-negara di dunia ke depan terasa semakin sengit. Agar mampu bersaing, Indonesia setidaknya harus mampu memunculkan riset-riset yang diunggulkan. Artinya, Indonesia perlu menentukan arah riset/penelitian akan dibawa kemana?<br /><br />“Pada area tertentu, Indonesia punya yang diunggulkan. Misalnya, pertanian dan bioteknologi. Sayangnya, hal itu belum menjadi unggul di tingkat regional maupun dunia,” ungkap Kepala Bidang Sistem Informasi Iptek sekaligus Peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek) LIPI Nani Grace Berliana, M.Hum saat menjadi narasumber Program Talkshow “Indonesia Bersaing” di Radio Sindo Trijaya 10.46 FM, Selasa (26/11) lalu. Program talkshow tersebut selain menghadirkan Nani Grace Berliana sebagai narasumber, hadir pula Peneliti Pappiptek LIPI lainnya Prakoso Bhairawa Putera.<br /><br />Prakoso menambahkan, ada enam pilar pembangunan Iptek, di antaranya adalah fokus pada bidang riset. “Bidang riset memiliki cakupan luas. Kita tidak dapat mengambil semua area, tetapi sebaiknya melihat pada potensi yang ada, misalnya fokus Indonesia adalah pada bidang hayati, selain melihat pula bidang-bidang lainnya,” tandasnya.<br /><br />Selain menentukan fokus, lanjutnya, Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas peneliti. “Perekrutan dan perubahan cara pandang menjadi penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas peneliti dan hasil penelitiannya. Kita juga harus bangga menggunakan produk dalam negeri dari hasil riset”, terangnya.<br /><br /><b>Masih Minim</b><br /><br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/-NQDTxLrUNRw/Upnq9i4i7AI/AAAAAAAABbw/0glK8nZ-ZKo/s1600/IMG_1281.JPG" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://1.bp.blogspot.com/-NQDTxLrUNRw/Upnq9i4i7AI/AAAAAAAABbw/0glK8nZ-ZKo/s320/IMG_1281.JPG" width="320" /></a>Di lain hal, Grace, panggilan akrab Nani Grace Berliana menyebutkan bahwa peneliti atau periset Indonesia masih sedikit atau minim jumlahnya, hanya 0,08 persen dari jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data tahun 2012. Padahal, minimalnya 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia, walaupun itu masih belum cukup.<br /><br />“Sementara pada sektor industri, sebanyak 27.000 industri yang ada di Indonesia, hanya 300 di antaranya mengaku melakukan kegiatan penelitian,” ungkapnya. Hal itu tentu menjadi keprihatinan tersendiri.<br /><br />Menurut Grace, saat ini yang perlu diupayakan bersama adalah bagaimana mendorong industri menjadi penggiat riset, meningkatkan sinergi antar lembaga Litbang (Penelitian dan Pengembangan), dan tentunya fokus menentukan serta mengerjakan riset.<br /><br />Selain itu, Prakoso menambahkan, langkah yang harus diambil segera adalah meningkatkan jumlah, anggaran, dan memperhatikan proporsi kebutuhan riset.<br /><br />“Riset yang dilakukan harus melihat seberapa besar dampaknya dan memastikan apakah hasil penelitian tersebut bermanfaat kepada masyarakat. Walaupun hasil riset tidak bisa langsung diukur tetapi hasilnya akan terlihat dalam jangka waktu tiga hingga empat tahun ke depan,” jelasnya. (de)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: http://www.lipi.go.id/www.cgi?berita&1385710790&&2013, edisi 29 Nov 2013</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-84686705354605757312013-09-03T16:01:00.002+07:002013-09-03T16:03:44.405+07:00PEMENANG LOMBA PENULISAN DAN FOTO IPTEK 2013<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-WC7XdgALlJA/UiWlRNSNwOI/AAAAAAAAAzs/4x7_-iTUEQQ/s1600/Juara+Penulis.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-WC7XdgALlJA/UiWlRNSNwOI/AAAAAAAAAzs/4x7_-iTUEQQ/s320/Juara+Penulis.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemenang Penulisan Iptek 2013 Kategori Penulis</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah batas akhir penerimaan naskah Lomba Penulisan dan Foto Iptek, ratusan naskah yang masuk diseleksi oleh Tim Seleksi dari Mapiptek dan Ristek. Selanjutnya hasil seleksi diserahkan kepada dewan juri yang terdiri dari Prof. DR. Benyamin Lakitan, Staf Ahli Menristek Bidang Pangan dan Pertanian, Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Vice President Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), dan Prof. Dr. Ir. Carunia Mulya Firdausy, MA, APU, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dari kriteria penilaian artikel yaitu bahasa, substansi, deskripsi, investigasi, analisa dan solusi akhirnya Dewan Juri sepakat menentukan pemenang lomba.<br />
<br />
Juara satu kategori wartawan diraih oleh Nawa Tunggal (Kompas) dengan artikel berjudul ”Verti-board” untuk ”Vertical Green Wall” (terbit di Kompas, Senin 29 Oktober 2012) dengan nilai 226. Artikel berjudul Dari Angkasa Menaksir Pajak (Majalah Tempo, edisi 11 Agustus 2013) yang ditulis oleh Mahardika Satria Hadi menyabet juara dua dengan nilai 225. Sementara juara tiga diraih oleh Ani Nursalikah (Republika) dengan artikel Manta, Si Pemakan Sampah (Republika, 04 Maret 2013).<br />
<br />
Juara satu kategori penulis diraih oleh Posman Sibuea, Guru Besar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, dengan artikel berjudul BBM, Raskin, dan Pangkin (Suara Pembaruan, Rabu 19 Juni 2013) dengan nilai 228. <b>Prakoso Bhairawa Putera, Peneliti Muda Bidang Administrasi dan Kebijakan Iptek, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meraih juara dua dengan artikel berjudul Arah Perubahan UU Iptek (Republika, Sabtu, 29 Juni 2013)</b>. Juara tiga diraih oleh Dr. Muhammad Evri, Peneliti Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) dengan artikel Darurat Kebakaran Hutan (LKBN Antara, 11 Juli 2013) dengan nilai 218.<br />
<br />
Untuk menilai peserta lomba foto iptek, Prof. DR. Benyamin Lakitan dibantu oleh Itta Wijono, Fotografer Senior dan Ardito M Kodijat, Program <i>Officer Unesco</i>. Kriteria penilaian yaitu mengilustraikan inovasi, human interest, originalitas objek, komposisi foto, dan aspek warna, pencahayaan, serta teknik foto.<br />
<br />
Dewan Juri pun memilih foto dari Iwan Setiyawan, berjudul Demonstrasi robot Imitabot di pameran Gelar Ilmu Universitas Indonesia 2012 (Kompas, Jumat 14 September 2012) sebagai juara pertama. Juara kedua diraih oleh Totok Wijayanto dengan judul foto Robot pesawat hasil rakitan Komunitas Robot Indonesia yang dimuat di Kompas, Minggu 4 Agustus 2013. Sedangkan juara ketiga diraih oleh Hendra A Setyawan dengan judul foto Senjata Penembak Jitu Buatan PT Pindad (Kompas, 22 Maret 2013).<br />
<br />
Penyerahan hadiah telah dilakukan pada acara penutupan RITECH EXPO di lapangan parkir Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada 1 September 2013.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://www.technology-indonesia.com/component/content/article/129-umum/439-pemenang-lomba-penulisan-dan-foto-iptek-2013" target="_blank">technology-indonesia, 03 September 2013</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-26239232402026969912013-08-04T17:08:00.000+07:002013-08-04T17:08:08.515+07:00Science & Technology and Innovation Policies in Science & Technological Research, Development, and Implementation<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-WGGlhlTe7Jc/Uf4nth0b4VI/AAAAAAAAAx4/sP-UbyQY6CU/s1600/Publication1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216" src="http://4.bp.blogspot.com/-WGGlhlTe7Jc/Uf4nth0b4VI/AAAAAAAAAx4/sP-UbyQY6CU/s320/Publication1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>PRAKOSO BHAIRAWA PUTERA AND LINA MIFTAHUL JANNAH </b></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Indonesian Institute of Science (LIPI), Universitas Indonesia </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>prak001@lipi.go.id, miftahul@ui.ac.id</i> </div>
<br />
<i><b>Abstract</b>. </i><br />
<div style="text-align: justify;">
<i>This article analyses the observation of science & technology (Iptek) and innovation policies in activities of science
and technological research, development, and implementation. Science & technology and innovation policies become an
important study subject since in some countries this field gives positive effect to competitiveness of a nation. Qualitative
approach was selected in studying science & technology and innovation policy in Indonesia since its appropriation with
the objective of portraying national policy in science & technology and innovation. Method employed was content analysis
qualitative with framing analysis, which in this study refers to concept of science & technological research, development, and
implementation. The results of this study shows that national policy of Indonesia during 2000-2011 period were less supportive
to development, research, diffusion, and implementation of technology in regions, proven by evidence that there was only
few policies supporting the system implementation of science & technological research, development, and implementation in
Indonesia. </i></div>
<i><b>Keywords</b>:<b> science & technology, innovation, research & development, policy</b></i><b> </b><br />
<br />
<b>Abstrak.</b><br />
<div style="text-align: justify;">
Artikel ini menguraikan tinjauan kebijakan ilmu pengetahuan & teknologi (iptek) dan inovasi dalam kegiatan
penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek. Kebijakan iptek dan inovasi menjadi penting untuk dikaji karena dibeberapa
negara bidang ini memberikan pengaruh terhadap daya saing suatu negara. Pendekatan kualitatif dipilih untuk mengkaji
kebijakan iptek dan inovasi di Indonesia karena sesuai dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai potret kebijakan
nasional bidang iptek dan inovasi. Metode yang dipergunakan adalah analisis isi (content analysis) yang bersifat kualitatif
dengan pembingkaian (framing analysis) yang dalam studi ini kerangkanya merujuk pada konsep penelitian, pengembangan,
dan penerapan iptek. Berdasarkan hasil studi ini terungkap bahwa kebijakan nasional Indonesia selama periode 2000 – 2011
kurang berpihak pada pengembangan, riset, difusi, dan penerapan teknologi di daerah, terbukti dengan keberadaan kebijakan
terkait pelaksanaan sistem penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek di Indonesia yang masih sangat minim. </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kata Kunci: ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), inovasi, penelitian dan pengembangan, kebijakan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Publikasi: International Journal of Administrative Science & Organization, Volume 19, Number 3, </b><b><b>September 2012. </b>Accredited by DIKTI Kemendiknas RI No : 64a/DIKTI/Kep/2010 </b></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-57389059246961170722013-07-23T15:51:00.002+07:002013-07-23T15:51:35.892+07:00Lomba Penulisan Esai Tahun 2013<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/1373025748438147932.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/1373025748438147932.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 68 Republik Indonesia, Sekretariat Kabinet Republik Indonesia menyelenggarakan Lomba Penulisan Esai yang akan mengambil tema “Peran Kredit Usaha Rakyat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat”.<br /><br />Wakil Sekretaris Kabinet, Ibnu Purna mengatakan bahwa Lomba Penulisan Esai ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai program-program pemerintah khususnya untuk kesejahteraan rakyat. “Kita tahu bahwa program Kredit Usaha Rakyat yang pertama kali digulirkan oleh Presiden SBY pada tahun 2007 telah banyak cerita sukses di balik penyaluran KUR kepada usaha kecil di berbagai daerah, kata Ibnu Purna.<br /><br />Selanjutnya Ibnu Purna mengatakan bahwa untuk itu agar masyarakat semua lapisan lebih memahami tentang Kredit Usaha Rakyat, Sekretariat Kabinet RI berinisiatif untuk melaksanakan Lomba Penulisan Esai.<br /><br />Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2013 sebesar Rp. 36 Triliun sampai dengan bulan April 2013. Bank Nasional yang menyalurkan KUR yaitu (1) Bank Negara Indonesia (BNI), (2) Bank Rakyat Indonesia (BRI), (3) Bank Mandiri, (4) Bank Tabungan Negara (BTN), (5) Bank Bukopin, (6) Bank Syariah Mandiri, (7) Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah).<br /><br />Ketua Panitia Pelaksana, Thanon Aria Dewangga menambahkan Lomba Penulisan Esai dilaksanakan dalam tiga kategori :<br /><br />Lomba ini dibagi menjadi 3 Kategori :<br /><br />1.Kategori Pelaku Usaha<br /><br />Sub Tema : Pengalaman (kisah sukses) Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Meningkatkan<br /><br />Kesejahteraan Rakyat<br /><br />2.Kategori Umum<br /><br />Sub Tema : Prospek dan Tantangan Kredit Usaha Rakyat sebagai Program Penanggulangan<br /><br />Kemiskinan<br /><br />3. Kategori Mahasiswa<br /><br />Sub Tema :<br /><br />a. Strategi komunikasi yang efektif dalam rangka optimalisasi program Kredit Usaha Rakyat.<br />b. Pemanfaatan media sosial untuk mengkomunikasikan program Kredit Usaha Rakyat.<br />c. Gagasan baru dalam berwirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.<br /><br />Total hadiah Rp. 135 juta rupiah dengan masing-masing kategori :<br /><br />1. Hadiah Utama Uang Tunai Rp.20 juta Rupiah + Penghargaan<br /><br />2. Hadiah Kedua Uang Tunai Rp. 15 juta rupiah + Penghargaan<br /><br />3. Hadiah Ketiga Uang Tunai Rp. 10 juta rupiah + Penghargaan<br /><br />Waktu Pelaksanaan :<br /><br />a. Batas Akhir Pengiriman Essay : 17 Agustus Pukul 24.00 WIB<br /><br />b. Seleksi Essay Yang Masuk : 19 s.d. 23 Agustus 2013<br />c. Penjurian : 26 – 30 Agustus 2013<br />d. Pengumuman Pemenang : 2 September 2013<br />e. Penyerahan Hadiah : 9 September 2013<br /><br />Informasi selanjutnya dapat di lihat di web site Sekretariat Kabinet RI www.setkab.go.id</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-38456225812979281962013-06-29T17:19:00.000+07:002013-06-29T17:26:03.139+07:00Arah Perubahan UU Iptek<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-tI0ptkyHZyc/Uc6yZZhr0zI/AAAAAAAAAvI/ZciqCsWthvI/s1600/republika.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="255" src="http://4.bp.blogspot.com/-tI0ptkyHZyc/Uc6yZZhr0zI/AAAAAAAAAvI/ZciqCsWthvI/s400/republika.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<b>PRAKOSO BHAIRAWA PUTERA</b><br />
<i>Civitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia</i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa pekan terakhir, Kementerian Riset dan Tek nologi (KRT) giat-giat nya melaksanakan uji publik naskah akademik RUU Sistem Inovasi Nasional/Amandemen UU No18 Tahun 2002. Layaknya mekanisme uji publik, sejumlah daerah dan pemangku kepentingan terkait dengan iptek dan inovasi telah disambangi untuk mendapatkan masukan. Bahkan, naskah akademik tersebut di-<i>publish</i> di <i>website ristek.go.id</i> untuk mendapatkan pandangan dari masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun menariknya, UU yang telah ada sejak 13 tahun lalu ternyata masih tidak dikenal oleh sebagian komunitas iptek. Bahkan, hasil penelitian dari <b>Pappiptek LIPI</b> 2009 dan 2011, terungkap mereka (komunitas iptek) di daerah tidak mengenal UU No 18/2002, demikian juga dosen dan peneliti di perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Wajar saja jika respons rencana perubahan UU yang menjadi payung penyelenggaraan penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek di republik ini tidak seheboh UU Pemda atau UU lainnya. Bagaimana tidak? Keberadaan UU itu pun tidak<i> idol</i> di kalangannya sendiri apalagi berharap dari luar kalangan itu.
Padahal, pada sejumlah kesempatan, ketika SBY bertemu masyarakat ilmiah pada 2010 dan perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2012, selalu menekankan untuk menjadikan bangsa Indonesia menguasai iptek. Dengan tegas SBY menyampaikan, "Kita harus bisa menempatkan inovasi sebagai urat nadi kehidupan bangsa. Kita harus bisa menjadi <i>innovation nation</i>-bangsa inovasi! Rumah bagi manusia-manusia yang kreatif dan inovatif." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyadari keinginan yang kuat dari SBY tersebut maka Menteri Riset dan Teknologi bersama-sama perangkatnya merespons dan memandang penting untuk melakukan perubahan terhadap UU Iptek sebagai landasan pijak. Terlepas dari <i>quick response</i> tersebut, jika dibaca secara seksama maka secara konten UU No 18/2002 memang sudah ketinggalan zaman. Di mana, UU tersebut disusun dalam nuansa iptek masih sangat do minan sifat <i>supply-push</i> sehingga kurang selaras dengan <i>orientasi demand-driven</i> yang menjadi roh dari sistem inovasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun disadari juga terminologi <i>demand-driven</i> sangatlah beragam, tetapi intinya adalah pengembangan iptek diarahkan untuk memenuhi realita kebutuhan atau persoalan nyata yang tengah dihadapi. Ini tentunya selaras juga dengan semangat Pasal 31 ayat (5) UUD 1945, memosisikan iptek untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari naskah akademis yang sedang dilakukan uji publik saat ini, ternyata titik tekan perubahan merujuk pada materi kebijakan penguatan inovasi yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu Perpres No 32/2011, Keputusan Menristek tentang arah penguatan sistem inovasi nasional, Bab IV Buku II RPJMN 2010- 2014. Kondisi tersebut mengindikasi bahwa perubahan UU No 18/2002 tidak lebih dari penyesuaian atas kebijakan yang ada, atau dalam kalimat naskah akademis tersebut "diarahkan untuk mengakomodasi upaya penguatan inovasi" yang notabene sudah terdapat pada tiga dokumen regulasi terdahulu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perubahan UU No 18/2002 fokus pa da empat hal, pertama, penguatan jaring an rantai (interaksi sinergis) institusi publik, lembaga ristek, universitas, dan swasta.
Kedua, peningkatan hasil, pendayagunaan, rekayasa inovasi-pengembangan, difusi, dan pemanfaatan teknologi. Ketiga, peningkatan penerapan dan diseminasi hasil penelitian, pengembangan, dan penerapan (temuan/teknologi baru dan produk inovatif yang mempunyai nilai ekonomi) agar dapat dirasakan masyarakat. Dan keempat, ruang lingkup kegiatan inovasi adalah NKRI. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara khusus, isu penting dalam kegiatan litbang sudah coba diakomodasi, seperti dengan memasukkan pasal mengenai perjanjian pengalihan bahan (material <i>transfer agreement</i> atau MTA).
Keberadaan pasal ini penting meng ingat sejumlah kasus klaim atas sumber daya hayati, sampel, atau spesimen khas Indonesia oleh pihak asing. Pasal MTA mempertegas kembali Pengesahan <i>International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture </i>yang telah ada pada UU No 4/2006. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, rencana perubahan tidak mencantumkan peneliti dan perekayasa sebagai bagian penting dari sumber daya.
Pasal 11 UU No 18/2002 sumber daya iptek disebutkan dengan tidak lugas, yaitu terdiri atas keahlian, kepakaran, kompetensi manusia, dan pengorganisasiannya, kekayaan intelektual dan informasi, serta sarana dan prasarana iptek. Padahal, pelaku aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek terletak pada peneliti dan perekayasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika perubahan ini semangatnya untuk mengakomodasi upaya penguatan inovasi maka harus memperhatikan penguatan aliran pengetahuan dan mobilitas <i>human capital</i> (Bab IV Buku II RPJMN 2010-2014), meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kesejahteraan SDM (Jakstranas Iptek 2010-2014), dan sistem remunerasi peneliti (MP3EI). Kesemuanya merujuk pada sumber daya peneliti dan perekayasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses uji publik memang sedang berlangsung sampai KRT (sebagai pengusul)
mencapai bentuk ideal dari perubahan UU. Untuk pada tahap selanjutnya, tentulah dukungan dan energi positif dari seluruh komunitas iptek dan pemangku kepentingan lainnya sangat dibutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://epaper.republika.co.id/main/landingShare/65152/tw" target="_blank"><b><i>Publikasi Republika, Sabtu - 29 Juni 2013 </i></b></a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-21347432457353046702013-06-26T22:26:00.000+07:002013-06-26T22:26:09.017+07:00MAKNA DIBALIK NAMA "BHAIRAWA"<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Jjt8bjR8XJA/TlydmRJKDAI/AAAAAAAAAMs/1eoAi5m84i0/s320/ilustrasi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-Jjt8bjR8XJA/TlydmRJKDAI/AAAAAAAAAMs/1eoAi5m84i0/s200/ilustrasi.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: http://richo-docs.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>MEMILIKI </b>nama yang tidak umum alias tidak pasaran cenderung membuat diri bertanya-tanya. Mungkin nama tengah dari saya rada tidak umum didengar dan ditulis. Yah, paling tidak sudah banyak kejadian yang menjadikan nama tengah saya terkadang tidak sama ditulis. Hal ini sering terjadi ketika pemesanan tiket pesawat via telephon ataupun pengetikan pada sitasi karya tulis ilmiah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>"BHAIRAWA" </b>itulah nama tengah saya. Sejak SD saya sudah bertanya kepada bapak tentang makna kata tersebut, tetapi bapak selalu saja mengatakan "Kamu harus cari artinya sendiri!". "Kenapa harus cari sendiri?" tanya koko kecil waktu itu. Bapak hanya santai saja menjawab, "Dengan kamu mencari sendiri dan mengetahui makna ataupun arti dari kata itu maka kamu akan bertanggung jawab atas nama itu". Coba bayangkan, anak seusia SD kelas 5 yang tiba-tiba bertanya makna kata di namanya harus disodorkan jawaban semacam itu. Tapi itulah bapak, selalu mengajak diskusi koko kecil tentang hal-hal baru atas pertanyaan anaknya ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke,.kembali ke "BHAIRAWA",..akhirnya setelah sekian lama <i>galau</i> dengan makna kata tersebut, diakhir tahun 2009 saya baru menemukan kata itu pada sebuah tanda nama arca di sebuah museum di Jakarta. <b>Arca Bhairawa</b> adalah namanya. Ia merupakan sebuah koleksi patung batu raksasa berukuran tinggi 4,41 meter dan berat 4 ton dan terbuat dari batu andesit. Arca raksasa ini aslinya terletak di bukit di tengah persawahan di kompleks percandian Padang Roco, Dharmasraya, Sumatera Barat, menghadap ke arah timur dan dibawahnya mengalir sungai Batanghari. Berdasarkan sejumlah yang ada, disebutkan bahwa Arca ini menggambarkan <b>"Bhairawa"</b>, suatu dewa-raksasa dalam aliran sinkretisme Tantrayana, yaitu pengejawantahan Siwa sekaligus Buddha sebagai raksasa yang menakutkan. Arca ini dikaitkan sebagai perwujudan Raja Adityawarman karena ia adalah penganut Buddha aliran Tantrayana Kalachakra.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, pencari makna "Bhairawa" tidak berhenti sampai disana. Berdasarkan sejumlah pencarian baik di perpus ataupun di jejaring, saya pun menemukan sejumlah penjelasan yang sangat lengkap dan membuat saya semakin penasaran akan makna nama itu. Setelah dari arca, maka nama "Bhairawa" saya temukan di salah satu artikel terbitan <a href="http://majalahhinduraditya.blogspot.com/2012/10/bhairawa-bhairawi-dan-jejak-tradisinya.html" target="_blank"><b>Majalah Hindu Raditya di bulan Oktober 2012</b></a>. Artikel tersebut ditulis oleh<i> I Wayan Miasa</i> dengan judul <b>"BHAIRAWA-BHAIRAWI DAN JEJAK TRADISINYA DI BALI"</b>. Kali ini saya kutip semuanya tanpa adanya editan.</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
Menurut maknanya “bhairawa” berarti menakutkan atau mengerikan. Bhairawa merupakan salah satu perwujudan Dewa Siwa dalam aspek peleburan dengan perwujudan yang sangat menyeramkan. Bhairawa juga dikenal dalam berbagai bahasa dengan berbagai sebutan, misalnya: Bhairava (Sanskrit), Bheruji (Rajasthan), Vairavar (Tamil) dan bila semua kata tersebut dihubungkan aspek Dewa Siwa, maka <b>makna kata Bhairawa berarti “peleburan”</b>.</div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Membaca artikel di majalah tersebut membuat saya semakin ngeri dengan cerita dibalik nama itu sendiri. Singkatnya menurut cerita masyarakat Hindu di daerah Rajasthan, Tamil Nadu dan Nepal bahwa kemunculan Bhairawa berkaitan erat dengan penghukuman Dewa Brahma. Cerita lengkapnya baca langsung di artikel <a href="http://majalahhinduraditya.blogspot.com/2012/10/bhairawa-bhairawi-dan-jejak-tradisinya.html" target="_blank">Majalah Hindu Raditya</a><i> (caranya klik kanan di link <a href="http://majalahhinduraditya.blogspot.com/2012/10/bhairawa-bhairawi-dan-jejak-tradisinya.html" target="_blank">Majalah Hindu Raditya</a> pada posting ini)</i>. Menurut cerita bahwa Bhairawa memiliki delapan perwujudan, seperti “Kala”(hitam), “Asitanga” (berbibir hitam), “Sanhara” (penghancuran), “Ruru”(cicing borosan), “Krodha”(kemarahan), “Kapala”(tengkorak), “Rudra”(badai), dan “Unmatta”(kekejaman).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari sumber lain saya mendapatkan bahwa<b> "Bhairawa"</b> dalam bahasa Sanskerta: भैरव, yang artinya "Mengerikan" atau "Menakutkan", kadang disebut Bhairo atau Bhairon atau Bhairadya, <b>Bhairawa </b>adalah salah satu perwujudan Siwa dalam bentuk yang menakutkan, dihubungkan dengan tindakan pemusnahan atau pembinasaan.Dia adalah salah satu dewa terpenting di Rajasthan dan Nepal, disucikan oleh umat Hindu dan Buddha Tantrayana. Ia digambarkan berhiaskan belitan ular yang dikenakan sebagai anting, gelang, gelang kaki, dan tali kasta (yajnopavita). Ia mengenakan cawat kulit harimau dan berhiaskan rangkaian tengkorak manusia. Bhairawa memiliki seekor serigala sebagai wahana (kendaraan). (Sumber posting http://id.wikipedia.org/wiki/Bhairawa)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan sumber lain terungkap juga bahwa "Bhairawa" merupakah salah satu paham. Bagaimana kemunculan paham ini, simak <a href="http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1251&Itemid=96" target="_blank">kutipan langsunga berikut</a>:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
Konsep Dewi itu muncullah Saktiisme yaitu suatu paham yang mengkhususkan pemujaan kepada Sakti yang merupakan suatu kekuatan daripada Dewa. Di dalam konsep monodualis bahwa Nirguna Brahma dalam Dewa bersifat pasif yang juga disebut Dewi. Dari sini muncullah istilah Dewa dan Dewi atau Bhatara-Bhatari yang oleh pikiran manusia dipandang sebagai manifestasi tersendiri dan juga dipersonifikasikan dalam imajinasi manusia secara tersendiri pula. Para pemuja sakti ini disebut Sakta.</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Dalam perkembangannya lebih lanjut daripada Saktiisme ini, maka muncullah Tantriisme yaitu suatu paham yang memuja Sakti secara ekstrim. Para penganut paham ini disebut Tantrayana. Istilah “Tantrayana” berasal dari akar kata “tan” yang artinya ‘memaparkan kesaktian “atau” kekuatan daripada Dewi itu”. Di India penganut Tantriisme lebih banyak terdapat di India-Selatan daripada di India Utara. Kitab-kitab yang memuat ajaran Tantrayana banyak sekali, kurang lebih ada 64 macam antara lain Mahanirwana Tantra, Kulanarwana Tantra Bidhana, Yoginihrdaya Tantra, Tantrasara dan lain sebagainya. Tantrayana berkembang luas sampai ke Cina, Tibet dan Indonesia. <i>Dari Trantriisme muncullah suatu <b>paham Bhairawa yang artinya “hebat”</b>.</i> Paham Bhairawa secara khusus memulai kehebatan daripada Sakti dengan cara-cara yang spesifik. Bhairawa inipun berkembang sampai ke Cina, Tibet dan Indonesia.</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
Di Indonesia masuknya Saktiisme, Tantriisme dan Bhairawa dimulai sejak abad ke-7 melalui kerajaan Sriwijaya di Sumatera sebagaimana diberikan persaksian oleh prasasti Palembang tahun 684, berasal dari India Selatan dan Tibet. Dari peninggalan purbakala dapat diketahui ada tiga macam Bhairawa yaitu: Bhairawa Heruka yang terdapat di Padang Lawas-Sumatera Barat, Bhairawa Kalacakra yang dianut oleh Kertanegara, raja Singosari - Jawa Timur serta oleh Adhityawarman pada zaman Gajah Mada di Majapahit dan Bhairawa Bhima di Bali yang arcanya kini ada di pura Kebo Edan Bedulu Gianyar. Aliran-aliran Bhairawa ini mempunyai tendensi politik guna mendapatkan kharisma besar yang diperlukan dalam pengendalian pemerintahan dan menjaga keamanan negara (baca kerajaan). Maka dari itulah Bhairawa ini diikuti oleh raja-raja dan petinggi pemerintahan serta tokoh-tokoh masyarakat saja pada zaman dahulu.</div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Nah, karena saya meyakini bahwa nama yang diberikan oleh para orang tua bagi anak-anaknya adalah sebuah hadiah yang tiada tara, maka saya memandang makna "Bhairawa"pada nama tengah saya sebagai makna yang baik dan tulus. Sehingga saya bisa mensimpulkan bahwa "Bhairawa" itu adalah "Peleburan" dan "hebat".</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-86080590521481018402013-06-21T00:02:00.001+07:002013-06-21T00:02:31.737+07:00TINGKAT KOLABORASI PENELITI PADA PROGRAM INSENTIF “SEMI TOP-DOWN” KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI, TAHUN 2008—2010<div style="text-align: center;">
<b>Setiowiji Handoyo, Prakoso Bhairawa Putera</b><br />Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi -<br />Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>SARI KARANGAN</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-P4IuEHFVlXw/UcM1TgqtVwI/AAAAAAAAAuY/NgkChWMKENU/s1600/jurnal+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://1.bp.blogspot.com/-P4IuEHFVlXw/UcM1TgqtVwI/AAAAAAAAAuY/NgkChWMKENU/s320/jurnal+2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Program insentif Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) merupakan stimulus dalam rangka peningkatan kolaborasi penelitian di Indonesia. Kolaborasi riset menjadi jembatan kerjasama antar peneliti atau organisasi, baik dalam hal sumber daya manusia, peralatan, dana, gagasan, dan lain sebagainya melalui dukungan pendanaan dari KRT. Guna mengetahui gambaran kegiatan riset-riset yang dibiayai dari Program Insentif maka penelitian ini dilaksanakan. Tujuan lain riset ini adalah untuk melihat bagaimana tingkat kolaborasi/kerjasama riset yang dilakukan oleh para peneliti yang melakukan kegiatan insentif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan data kuantitatif. Sumber data berasal dari pengelola program insentif KRT. Analisis dilakukan terhadap seluruh kegiatan insentif yang dibiayai oleh program insentif KRT selama tahun 2008—2010. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 1.226 kegiatan yang dilaksanakan pada program insentif KRT tahun 2008-2010 kegiatan terbesar dilakukan pada jenis insentif riset terapan (498 kegiatan). Sedangkan menurut bidang fokus, kegiatan terbanyak berada pada kelompok bidang ketahanan pangan (386 kegiatan) dan menurut bidang ilmu berada pada kelompok bidang ilmu rekayasa (553 kegiatan). Tingkat kolaborasi peneliti pada kegiatan insentif didapatkan 20,43% dilakukan secara berkolaborasi oleh dua orang peneliti atau lebih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kata kunci:</b> Kolaborasi, Program Insentif KRT, Jenis Insentif, Bidang Fokus, Bidang ilmu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>A B S T R A C T</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><i>Incentive programs the Ministry of Research and Technology (KRT) is a stimulant in order to increase collaborative research in Indonesia. Collaborative research to be a bridge of cooperation between researchers and organizations, both in terms of human resources, equipment, funds, ideas, and so forth, all through the funding support of KRT. In order to reveal the research activities financed from the Incentive Program, the research was conducted. Another objective of this research is to see how the level of collaboration/cooperation on research conducted by the researchers conducting incentive. This research is a descriptive study using quantitative data. Source data from KRT incentive program managers. Analysis was performed on all activities financed incentive incentive program KRT during 2008-2010. The results of this study concluded that from 1226 the activities carried out in the years 2008-2010 incentive program KRT greatest activity conducted applied research on the types of incentives (498 events). Meanwhile, according to the focal plane, most activities are in the areas of food security (386 events) and according to science should be in the field of engineering sciences (553 events). Collaboration of researchers at the activity level incentives earned 20.43% done in collaboration by two or more researchers.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Keywords:</b> Collaboration, KRT Incentive Program, Incentive Type, Focus Areas, Field of science</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Publikasi pada Jurnal Ilmiah "Warta Kebijakan Iptek dan Manajemen Litbang" Volume 10, No. 2 Tahun 2012, Halaman 99--14</b></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-43455156413929412642013-06-19T01:36:00.002+07:002013-06-20T23:45:34.472+07:00INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SPESIFIK LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN: IMPLEMENTASI MODEL ACSI<div style="text-align: center;">
<b>Budi Triyono dan Prakoso Bhairawa Putera</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi –<br />
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia<br />
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 10, Gd Widya Graha Lantai 8, Jakarta 12720<br />
Email: prak001@lipi.go.id, prakoso.bp@gmail.com</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Abstract</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Hjcl4qnlShU/UcCokowV_QI/AAAAAAAAAuE/MIlwpLDvpac/s1600/jurnal+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="http://2.bp.blogspot.com/-Hjcl4qnlShU/UcCokowV_QI/AAAAAAAAAuE/MIlwpLDvpac/s320/jurnal+1.jpg" width="320" /></a><i>Law number 25 year 2009 concerning Public Service highlights one important thing about Community Satisfaction Index (CSI). CSI becomes an important aspect to see the extent to which Unit of Organization is able to provide excellent service. CSI measurement is generally refer to the Ministry of Administrative Reform Decision Number KEP/25/M.PAN/2/2004 concerning General Guidelines to Measure Community Satisfaction Index. However, the measurement is felt less suitable for research institute organizations and development (R & D). Institute for R & D organization has specific characteristics that require measurement-oriented CSI such specificity. This paper provides a concept of development of CSI is more suitable measurement implemented for R & D institutions in Indonesia. The concept is oriented towards the development of measurement products and services R & D, product and service performance of R & D services, the performance of the delivery staff, accessibility, communication,satisfaction with services R & D products and services, the impact of satisfaction, and improved services</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Keywords:</b> CSI, Public Service, Institute for Research and Development, Reforms</i></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<b>Abstrak</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menggaris bawahi salah satu hal penting mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Keberdaan IKM menjadi penting untuk melihat sejauh mana unit organisasi mampu memberikan pelayanan prima. Pengukuran IKM yang umumnya digunakan merujuk pada KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pengukuran tersebut dirasakan kurang cocok digunakan untuk lembaga organisasi penelitian dan pengembangan (litbang). Lembaga Organisasi litbang memiliki karakteristik khusus sehingga membutuhkan pengukuran IKM yang berorientasi pada kekhususan tersebut. Makalah ini memberikan konsep pengembangan pengukuran IKM yang lebih cocok diimplementasikan bagi lembaga litbang di Indonesia. Konsep pengembangan pengukuran ini berorientasi pada penggunaan produk dan jasa litbang, kinerja layanan produk dan jasa litbang, kinerja staf penyelenggaran, aksesibilitas, komunikasi, kepuasan terhadap layanan produk dan jasa litbang, dampak kepuasan, dan perbaikan layanan.<br />
<br />
<b>Kata kunci:</b> IKM, Pelayanan Publik, Lembaga Litbang, Reformasi</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Publikasi Jurnal Borneo Administrator , Volume 9, No. 1 Tahun 2013: Halaman 53--74</div>
</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-61475382561785285562013-06-14T17:18:00.001+07:002013-06-14T17:18:15.244+07:00BEASISWA PENULISAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI), ADAKAH???<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://mizan.com/datafitur/news_img/1/201305/bea-mizan1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="http://mizan.com/datafitur/news_img/1/201305/bea-mizan1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TULISAN </b>ini hadir karena adanya pertanyaan dari salah satu pengunjung blog yang ingin mengetahui tentang beasiswa penulisan tugas akhir terutamanya skripsi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus terang saya memang belum terlalu familiar dengan istilah beasiswa untuk skripsi, karena umumnya beasiswa penulisan akhir itu diberikan kepada mahasiswa S2 atau S3 yang sedang menyelesaikan tesis atau pun desertasi. Namun, setelah saya berusaha mencari-cari dari <i>google</i> maka saya menemukan beberapa informasi yang mungkin baik untuk di <i>share</i> di blog ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang membuka pendaftaran <b>Bantuan Dana Pembinaan Mahasiswa Mahasiswa Tahun 201</b>3. Salah satu programnya adalah pembinaan terhadap mahasiswa berprestasi tapi secara ekonomi kurang mampu dalam menyelesaikan tugas akhir. Persyaratan buka dilink berikut ini: <a href="http://uai.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/Beasiswa_0001.jpg" target="_blank">Form Pendaftaran</a> dan <a href="http://uai.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/Beasiswa.jpg" target="_blank">Persyaratan Pengajuan Beasiswa</a>.</li>
<li>Dalam rangkaian ulang tahun Mizan ke-30 ini, Mizan kembali meluncurkan program Beasiswa Mizan. Program ini telah menjadi tradisi lama Mizan. Namun dalam beberapa tahun terakhir sempat vakum. Pada era 90-an, beasiswa Mizan menjadi daya tarik tersendiri para mahasiswa tingkat akhir. Mereka berlomba untuk mendapatkan beasiswa ini karena sedikitnya tiga alasan. Pertama, tugas akhir mereka berkesempatan dinilai oleh penerbit dan dewan juri. Kedua, mereka akan mendapat dana bantuan penelitian, dan yang terakhir, karya tulis mereka berkesempatan untuk diterbitkan. Ada kesan umum bahwa yang mendapat beasiswa mizan, pastilah skripsinya berbobot, <a href="http://mizan.com/news_det/beasiswa-mizan-kembali-diluncurkan.html" target="_blank">selengkapnya,...</a></li>
</ol>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-29091220558209251942013-06-07T02:21:00.000+07:002013-06-07T02:21:57.257+07:00"MABUK OTDA" KETIKA DAERAH-DAERAH BARU (DINILAI) GAGAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-CHlKV91rY50/UbDgR9L6ryI/AAAAAAAAAtM/er93APoEerw/s1600/IMG_3167a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="http://1.bp.blogspot.com/-CHlKV91rY50/UbDgR9L6ryI/AAAAAAAAAtM/er93APoEerw/s400/IMG_3167a.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Mabuk Otda" Teks: Prakoso Bhairawa Putera</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Bulan Juni 2013 ini,Majalah Esquire Indonesia kembali menampilkan artikel yang saya tulis dengan judul "Mabuk Otda" (Otonomi Daerah). Artikel ini secara umum menjabarkan fakta dan data mengenai kegagalan yang banyak ditimbulkan dari penyelenggaraan pemerintahan di daerah otonom baru yang dimekarkan pada masa orde reformasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
berikut kutipan dari artikel tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="goog_357564484"></span><span id="goog_357564485"></span>Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (Pusat Bahasa) kata ‘mabuk’ berarti berasa pening atau hilang kesadaran, berbuat diluar kesadaran. Namun ‘mabuk’ dapat juga dimaknai sebagai keadaan dimana terjadinya kondisi penurunan kemampuan mental dan fisik. Dilihat dari gejala umum, maka dalam kondisi mabuk akan terlihat adanya keseimbangan yang kacau, koordinasi buruk, kelakukan aneh dan bicara menjadi tidak jelas. Bahkan tidak mengerti apa yang dikerjakan namun dalam keadaan sadar.<br />
<br />
Sangat tidak berlebihan jika otonomi daerah (otda) yang ada sejak digulirkan era reformasi dikatakan dalam kondisi mabuk. Bagaimana tidak? Berdasarkan evaluasi Kementerian Dalam Negeri terhadap daerah otonomi baru atau sering dikenal dengan ‘DOB’ (7 propinsi, 164 kabupaten dan 34 kota) dalam kurun 1999-2009 hanya dua kota yang memperoleh poin 60 dari 100 poin. Selebihnya daerah otonomi baru dianggap gagal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selengkapnya,..dapat dilihat di <a href="http://www.esquire.co.id/" target="_blank">Majalah Esquire Indonesia</a>, edisi Juni 2013</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-62450711210292350502013-05-20T14:36:00.003+07:002013-05-24T00:34:04.972+07:00Ngobrol Bareng Peserta Kelas Menulis FLP DKI Jakarta<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://docs.google.com/file/d/0BwOz8HO9EJW0dEZVMlotdE0wR3M/edit?pli=1" target="_blank"><img border="0" height="300" src="http://1.bp.blogspot.com/-Q-3UCvTN6zk/UZnSReeCoCI/AAAAAAAAAs4/IVcPb3GU7hU/s400/Slide1.GIF" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://docs.google.com/file/d/0BwOz8HO9EJW0dEZVMlotdE0wR3M/edit?pli=1" target="_blank">Materi Penulisan Ilmiah - Prakoso Bhairawa</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>Minggu</b> (19/05) kemarin bertempat di Selasar Masjid Amir Hamzah TIM, saya kembali berkesempatan untuk berbagi pengetahuan dan informasi seputar "Penulisan Ilmiah". Acara yang berlangsung santai ini berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 12.00 siang. Acara ini sendiri merupakan rangkaian dari kelas Pramuda Forum Lingkar Pena DKI Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak cerita yang terpaksa harus terpotong karena waktu yang begitu sempit dan tak jarang saya tersenyum sendiri untuk berusaha meyakini kepada para peserta bahwa penulisan ilmiah itu tidak hanya cukup dengan duduk manis sembari mencoret-coretkan kertas mendengarkan paparan saya. Sebagai sebuah ilustrasi. Seseorang yang akan memiliki jenjang fungsional Peneliti misalnya, harus mengikuti diklat fungsional peneliti selama 3 minggu, yang isinya nota bene mengenai aktivitas penelitian dan didalamnya juga membahas penulisan ilmiah. Bahkan diklat khusus "Penulisan Ilmiah" sendiri harus diikuti dalam waktu 3 hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan hari minggu kemarin materi yang panjang lebar tersebut harus diselesaikan dalam waktu 2 jam, alias 2 X 60 menit,..hehehehehee,..lumayanlah tapi dengan terpaksa saya lebih banyak menfokuskan pada pemahaman mengenai penulisan ilmiah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke,..sebagai bahan dan janji saya, maka melalui blog ini saya share materi kemarin yang coba saya kembangkan dan tuliskan dari berbagai sumber. berikut linknya,.<a href="https://docs.google.com/file/d/0BwOz8HO9EJW0dEZVMlotdE0wR3M/edit?pli=1" target="_blank">.Materi Penulisan Ilmiah</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih,..</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-51353900120476859312013-04-16T13:16:00.000+07:002013-05-15T08:14:21.915+07:00Buku Sistem Inovasi Daerah: Inovasi Teknologi dalam Pengembangan Ekonomi Lokal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-mLkfDJxMjuc/UZLf7VDKPEI/AAAAAAAAAso/eKJ6DRIfRas/s1600/COVER+SIDa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="295" src="http://3.bp.blogspot.com/-mLkfDJxMjuc/UZLf7VDKPEI/AAAAAAAAAso/eKJ6DRIfRas/s400/COVER+SIDa.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku SIDa, Arifin, dkk (2013)</td></tr>
</tbody></table>
Buku ini merupakan hasil penulisan kembali dari penelitian mengenai Penguatan Inovasi Teknologi dalam Rangka Mendukung Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Penguatan inovasi yang berorientasi pada spesialisasi kewilayahan menjadi kunci keberhasilan pengembangan riset dan aplikasinya. Seiring dengan itu, pergeseran paradigma pembangunan dari yang bersifat sentralistik <i>top-down</i> menjadi desentralisasi <i>bottom-up</i> telah menempatkan daerah sebagai salah satu ujung tombak pembangunan nasional. Untuk itu perlu dipetakan kegiatan inovasi teknologi yang dilakukan oleh UKM, khususnya industri makanan dan minuman dalam rangka mendukung PEL. Lokus kegiatan ini adalah Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Salatiga. Keempat daerah tersebut dipilih karena memiliki potensi daerah yang dapat dikembangkan untuk mendukung ekonomi lokal dari hasil inovasi teknologi. Fokus kegiatannya meliputi a) Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT), industri berbahan baku ketela; b) Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS), industri berbahan baku jamur; c) Bangkit Cassava Mandiri (BCM), industri berbahan baku singkong; dan d) UKM Sehati, industri berbahan baku kedelai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Informasi Buku:</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Judul :</b><br />
Sistem Inovasi Daerah: Inovasi Teknologi dalam Pengembangan Ekonomi Lokal</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<b>Penulis: </b><br />
Mohamad Arifin, Dudi Hidayat, Setiowiji Handoyo, Sri Mulatsih, Prakoso Bhairawa Putera, Dini Oktaviyanti, dan Galuh Syahbana Indraprahasta</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
Copyright © 2013 IPB Press, Cetakan Pertama : April 2013</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lampiran <a href="https://docs.google.com/file/d/0BwOz8HO9EJW0TlBfelRXWWh5eG8/edit?usp=sharing" target="_blank">Buku SIDa 2013</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-83983361585478677072013-01-12T11:36:00.003+07:002013-01-14T20:54:30.596+07:00PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH DHARMA SAMUDERA 2013<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-YXmppB1d90Q/UPQNlT694AI/AAAAAAAAAq0/ekDNpj5H6mg/s1600/blog+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="134" src="http://4.bp.blogspot.com/-YXmppB1d90Q/UPQNlT694AI/AAAAAAAAAq0/ekDNpj5H6mg/s200/blog+1.jpg" width="200" /></a></div>
AKHIRNYA pengumuman pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah "Dharma Samudera" Tahun 2013sudah keluar, dan alhamdulillah kembali bisa mencantumkan nama dalam jajaran pemenang, walaupun hanya pemenang Harapan I,..Namun, inilah hasil pemikiran yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Pelajaran berharga dari ini semua adalah bahwa perlu persiapan yang matang dalam mempersiapakan segala hal, tidak terkecuali dalam mengikuti lomba.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH </span></b><b style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">HARI DARMA SAMUDRA TAHUN 2013</span></b></div>
<br />
Dalam rangka memperingati Hari Darma Samudra Tahun 2013, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT) dengan tema pertama “Dengan semangat Hari Darma Samudra Kita Wujudkan Negeri Maritim Nusantara”, tema kedua “Melalui Semangat Pertempuran Laut Aru Kita Songsong Terwujudnya Kejayaan Maritim Bangsa Indonesia”, dan tema ketiga “Dengan Semangat Juang Pahlawan Laut Aru Kita Wujudkan Indonesia sebagai Bangsa Maritim”. LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum. Lomba ini diikuti oleh 69 peserta, yang terdiri atas peserta dari kalangan anggota TNI AL dan umum (mahasiswa/pelajar/umum).<br />
<br />
Setelah melalui proses penjurian dan penilaian dapat ditentukan enam peserta terbaik dari TNI AL dan enam peserta terbaik dari umum. Adapun peserta terbaik dari TNI AL, adalah:<br />
<br />
<ol>
<li>Kapten Laut (P) Mochamad Reza Achwandi, NRP 15982/P, Kadivsenbah KRI Keris-624, dengan karyanya <i>“Dengan semangat Hari Dharma Samudra Kita Wujudkan Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional dalam Upaya Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata Demi Menuju Kejayaan NKRI Sebagai Negeri Maritim Nusantara”</i>, sebagai Juara I dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Kapten Laut (P) Benedictus Hery Murwanto, NMRP 15986/P, Pama KRI Rencong-622, dengan karyanya <i>“Upaya Meningkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut di Negeri Maritim Nusantara sebagai perwujudan dari Semangat Hari Dharma Samudra”, </i>sebagai Juara II dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Lettu Laut (P) M. Rachmat Firdaus, NRP 17654/P, Pama Koarmabar, dengan karyanya <i>“Pendayagunaan Radar pengawas pantai sebagai sistem pendukung pengamanan Laut Aru di Wilayah pulau-pulau kecil terluar khususnya di wilayah provinsi kepulauan Riau”</i>, sebagai Juara III dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Mayor Laut (P) Masrurun NRP 14873/P, Pamen Lantamal V Surabaya, dengan karyanya <i>“Peran Dispotmar dalam melaksanakan pembinaan sumber daya maritim di wilayah Kenjeran sebagai upaya mewujudkan kejayaan maritim Bangsa Indonesia", </i>sebagai Juara Harapan I dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Letda Laut (P) Harun Bekti Ariyoko NRP 17670/P, Pama Kolatarmatim Surabaya, dengan karyanya <i>“Peran serta TNI AL dalam mengembangkan bakat dan minat generasi muda guna mewujudkan negeri maritim nusantara”, </i>sebagai Juara Harapan II dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
</ol>
<br />
Sementara peserta terbaik dari umum, adalah:<br />
<br />
<br />
<ol>
<li>Ismi Yuliati, S.S., Alumnus Sejarah Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dengan karyanya : <i>"Menyongsong negara maritim Indonesia: Membangun pusat pertumbuhan Ekonomi di kawasan Selat Malaka”</i>, sebagai Juara I dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Kadek Ryan Surya Negara, S.Pd., Alumnus Pendidikan Geografi-Undiksha, dengan karyanya <i>“Model pembelajaran Tri Pramana untuk menumbuhkan semangat juang Pahlawan Laut Aru bagi Siswa Sekolah Menegah Atas”,</i> sebagai Juara II dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li>Dewi Bunga, Dosen Universitas Mahasaraswati Denpasar, dengan karyanya <i>“Penegakan hukum terhadap perompakan: antara prinsip hostis humanis generis dengan penghormatan kedaulatan”</i>, sebagai Juara III dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
<li><b>Prakoso Bhairawa Putera, Pusat penelitian dan perkembangan IPTEK Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dengan karyanya <i>“Membangun kemandirian Bangsa dalam kerangka Negara Maritim”, </i>sebagai Juara Harapan I dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.</b></li>
<li>Tasurun, S.Pd.I., Guru SMKN I Tuban di PP. Wali Sembilan, dengan karyanya “<i>Implementasi semangat Hari Dharma Samudra guna mewujudkan negeri maritim nusantara: Antara fakta, tantangan dan harapan”</i>, sebagai Juara Harapan II dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.</li>
</ol>
<br />
Penyerahan hadiah dan piagam bagi Juara I (anggota TNI AL dan umum) akan dilaksanakan pada Upacara Hari Dharma Samudra tanggal 15 Januari 2013 di Jakarta. Sementara bagi peserta terbaik lainnya akan dikirim ke Kotama/Satker masing-masing. Tenue yang dikenakan Juara I saat penganugerahan hadiah: bagi Militer pakaian PDU-IV dan peserta umum jas/blazer, khusus bagi mahasiswa mengenakan jaket/jas almamater. <br />
<br />
<br />
Berikut Kutipan Berita:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>PERWIRA SATKAT KOARMATIM BORONG JUARA LOMBA KARYA TULIS HARI DARMA SAMUDERA</b></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan hal yang luar biasa dan membanggakan, ke tiga perwira TNI AL yang bertugas di jajaran Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkat Koarmatim) ini, berhasil memborong tiga kejuaraan sekaligus Lomba Karya Tulis Ilmiah Hari Darma Samudera dari lima juara yang disediakan oleh panitia. Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah Hari Darma Samudera melalui formulir berita Kasal, Selasa (8/1/2013).</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke tiga perwira Satkat Koarmatim yang membanggakan kesatuannya tersebut, yaitu masing-masing Kapten Laut (P) Mochamad Reza Achwandi yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Divisi Senjata dan Bahari (Kadiv Senbah) KRI Keris-624 berhasil meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Hari Darma Samudera 2013. Karya tulis yang dilombakan dengan judul “Dengan Semangat Hari Darma Samudera Kita Wujudkan Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional Dalam Upaya Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata Demi Menuju Kejayaan NKRI Sebagai Negeri Maritim”.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke dua, tulisan Kapten Laut (P) Benedictus Hery Murwanto yang bertugas di KRI Rencong-622 Satkat Koarmatim dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut Di Negeri Maritim Nusantara Sebagai Perwujudan Dari Semangat Hari Darma Samudera”, ini berhasil meraih juara II. Sedangkan Lettu Laut (P) Harun Bekti Ariyoko dari KRI Badik-623 Satkat Koarmatim meraih Juara Harapan II, dengan judul tulisan “Peran Serta TNI AL Dalam Mengembangkan Bakat dan Minat Generasi Muda Guna Mewujudkan Negeri Maritim Nusantara”.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Juara III dimenangkan oleh Lettu Laut (P) M.Racmad Firdaus dari Koarmabar dengan judul tulisan “Pendayagunaan Radar Pengawas Pantai Sebagai Sistem Pendukung Pengamanan Laut Di Wilayah Pulau-Pulau Terluar Khususnya Di Wilayah Kepulauan Riau”. Juara Harapan I dimenangkan oleh Mayor Laut (P) Masrurun dari Lantamal V dengan judul “Peran Dispotmar Dalam Melaksanakan Pembinaan Sumber Daya Maritim Di Wilayah Kenjeran Sebagai Upaya Mewujudkan Kejayaan Maritim Bangsa Indonesia”.</div>
<div>
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Adapun untuk kategori umum. Juara I dimenangkan Ismi Yuliati, S.S. alumnus sejarah UGM dengan judul tulisan “Menyongsong Negara Maritim Indonesia Membangun Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kawasan Selat Malaka”. Juara II Kadek Ryan Surya Negara, S.PD, alumnus Pendidikan Geogarfi Undhiksa, dengan karya tulis “Model Pembelajaran TRI Pramana Untuk Menumbuhkan Semangat Juang Pahlawan Laut Aru Bagi Sekolah Menengah Atas”. Juara III Dewi Bunga, S.H., M.H. dosen Univ Mahasaraswati Denpasar, dengan judul tulisan “Penegakan Hukum Terhadap Perompakan Antara Prinsip Hostis Humanis Generis Dengan Penghormatan Kedaulatan”. Sedangkan <b><span style="color: red;">Juara Harapan I </span></b>dan II, masing-masing dimenangkan oleh <b><span style="color: red;">Prakoso Bhairawa Putera, S.IP., M.A.</span></b> dari Pappitek LIPI dan Tasurun, S.Pd.I guru SMK 1 Tuban.</blockquote>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lomba karya tulis ilmiah Hari Darma Samudera 2013 yang diikuti 69 peserta dari TNI AL dan umum ini, masing-masing pemenang akan mendapat piagam penghargaan dan hadiah uang. Untuk juara I mendapat hadiah uang Rp. 5 juta, juara II Rp. 3,5 juta, juara III Rp. 2 juta, juara Harapan I Rp. 1,5 juta dan juara Harapan II Rp. 1 juta.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menariknya, untuk penyerahan piagam penghargaan dan hadiah bagi juara I untuk anggota TNI AL dan umum diberikan langsung oleh Kasal pada saat pelaksanaan upacara Hari Darma Samudera tanggal 15 Januari di Jakarta.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
(Dispenarmatim)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sumber: <a href="http://www.tnial.mil.id/News/Seremonial/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/11166/Default.aspx" target="_blank">TNI AL</a></div>
<div>
</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-53376663539953429642012-12-28T01:17:00.002+07:002012-12-28T01:17:34.051+07:00LOMBA KARYA TULIS & PENYIARAN 2013<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ptpn10.com/Eksternal/Poster-R1C-715.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://www.ptpn10.com/Eksternal/Poster-R1C-715.jpg" width="282" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u>Tema Lomba:</u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula: Potensi Bisnis dan Model Pemasarannya.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Prospek Industri Gula Nasional: Peluang, Tantangan , dan Peran PTPN X (Pesrsero).</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peran Pabrik Gula dalam Meningkatkan Ekonomi Daerah.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<u><b>Kategori Wartawan Media Cetak/Online</b></u></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Naskah berbentuk hard news, feature, atau model penulisan jurnalistik lainnya.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta lomba adalah wartawan di media massa, baik cetak maupun online.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya tulis yang dilombakan harus sudah dimuat pada 1 Juli 2012 – 31 Januari 2013.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya tulis boleh dikerjakan secara individu maupun berkelompok.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Bukti pemuatan berupa kliping wajib disertakan dalam pengiriman naskah.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u>Kategori Wartawan Radio</u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya harus sudah disiarkan di radio pada periode 1 Juli 2012 – 31 Januari 2013.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Mengirimkan bukti siar dalam bentuk soft copy di CD dan menyertakan script-nya.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya boleh dikerjakan secara individu maupun berkelompok.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta lomba adalah wartawan radio.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><u>Kategori Umum</u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Naskah berbentuk tulisan opini dengan gaya bahasa ilmiah-populer</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta lomba adalah WNI, baik yang tinggal di Indonesia maupun luar negeri.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tulisan yang dilombakan harus sudah dimuat di blog atau Note di Facebook masing-masing peserta pada 1 Juli 2012 – 31 Januari 2013.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Print screen karya yang dimuat di blog atau Note di Facebook wajib dikirimkan ke apnitia.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Panjang tulisan minimal 700 kata.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya tulis dikerjakan secara individu.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Rincian Hadiah:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kategori Media Cetak/Online</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Juara I: Rp 10 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Juara II: Rp 7 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Juara III: Rp 5 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Empat Juara harapan: @Rp. 1 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Kategori radio</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Juara I: Rp 4 Juta</div>
<div style="text-align: center;">
Juara II: Rp 2 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Kategori Umum</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Juara I: Rp 8 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Juara II: Rp 5 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Juara III: Rp 3,5 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Empat juara harapan: @ Rp 1 juta</div>
<div style="text-align: center;">
Ketentuan umum:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta boleh mengirimkan maksimal 3 karya.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya yang dilombakan harus asli, bukan saduran dan bukan terjemahan</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Seluruh karya yang masuk bisa dipergunakan utk kepentingan PTPN X (Persero) dengan tetap mencantumkan sumbernya</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Karya dikirim ke alamat panitia, Jln Jembatan merah 3-11 Surabaya dan bentuk Soft copy ke email: lomba.ptpn10@gmail.com dan contact@ptpn10.com</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Melampirkan identitas (KTP/SIM) dan kartu Pers( Bagi kategori wartawan)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Peserta wajib melampirkan form pendaftaran yang bisa diunduh di website www.ptpn10.com</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
karya diterima paling lambat 1 Februari 2013 (cap pos)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pemenang diumumkan pada 10 Februari 2013 melalui website www.ptpn10.com</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Lomba ini tertutup (tdk boleh diikuti) oleh karyawan PTPN X Persero dan keluarga.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Contact Person:</div>
<div style="text-align: center;">
Firda Suraida 081332005411</div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-33977825117869048402012-12-25T00:31:00.001+07:002012-12-25T00:31:16.231+07:00Habibie dan Ainun<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/9.6ANbw9vwkaqoXl4K7PSg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYzMA--/http://l.yimg.com/os/401/2012/12/21/HabibieAinun-Stills-jpg_133019.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="267" src="http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/9.6ANbw9vwkaqoXl4K7PSg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYzMA--/http://l.yimg.com/os/401/2012/12/21/HabibieAinun-Stills-jpg_133019.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cuplikan adegan "Habibie dan Ainun" (Dok. MD Pictures)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
“Habibie & Ainun” yang dirilis tanggal 20 Desember lalu telah mengumpulkan 94.000 penonton hanya di hari pertama. Ini sungguh berita membahagiakan di tengah anjloknya angka penonton film-film nasional. “Habibie & Ainun” sendiri merupakan film yang diangkat dari buku karya BJ Habibie. Selain mengangkat kisah cinta antara Habibie dan istrinya, Ainun, sebagian isi film ini juga mengangkat biografi Habibie sejak bersekolah sampai melepas jabatan sebagai presiden Republik Indonesia yang ketiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Film besutan Faozan Rizal ini memberi cukup banyak perhatian pada beragam detail dalam filmnya. Dari segi teknis, “Habibie & Ainun” tampil cukup baik, meski dalam beberapa adegan, ada tampilan yang dipaksakan, seperti pemandangan salju di kota Aachen yang terasa palsu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aspek-aspek lain seperti properti, tata rias, serta kostum juga sesuai dengan latar waktu yang diceritakan dalam filmnya. Dari segi akting, Reza Rahadian yang berperan sebagai Habibie tampil sangat baik. Usaha Reza untuk mencoba menampilkan sosok Habibie melalui gestur, cara berjalan, serta berbicara, memang mengingatkan kita pada sosok sang mantan presiden, meski tak sampai jatuh menjadi sebuah karikatur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya, Bunga Citra Lestari yang berperan sebagai Ainun tak dapat mengimbangi akting Reza dengan pas, sehingga penampilan keduanya sebagai pasangan kurang begitu menyatu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang patut mendapat kritik keras dari film “Habibie & Ainun” tentu saja adalah penempatan promosi produk yang begitu dipaksakan sehingga terasa sangat mengganggu. Dalam industri film, product placement memang bukan barang baru, jadi sudah ada banyak contoh ideal mengiklankan sebuah produk dalam film. Sungguh disayangkan apabila penempatan produk yang tak bijak justru memicu adanya anakronisme, merusak mood penonton, serta mengganggu kenikmatan menyaksikan filmnya secara keseluruhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaiknya dalam film berikutnya, MD Pictures menyadari bahwa ada banyak cara yang lebih elegan untuk menampilkan produk wafer, sirup, kosmetik, kartu pembayaran, atau apa pun lagi yang ingin dimasukkan dalam filmnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PLOT:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rudy Habibie (Reza Rahadian), ahli pesawat terbang, punya mimpi besar: membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Ainun (Bunga Citra Lestari), dokter muda cerdas yang dengan jalur karier terbuka lebar. Pada 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun. Sementara Ainun tak hanya jatuh cinta, dia beriman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sutradara: Faozan Rizal</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis Naskah: Ginatri S. Noer, Ifan Adriansyah Ismail</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemeran: Reza Rahadian (Habibie), Bunga Citra Lestari (Ainun), Ratna Riantiarno (Ibu Habibie), Tio Pakusadewo (Soeharto), Vita Mariana Barrazza (Arlis), Mike Lucock, Bayu Oktora, Hanung Bramantyo, Teuku Rifnu Wikana</div>
<div style="text-align: justify;">
Durasi: 125 menit</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggal Rilis: 20 Desember 2012</div>
<div style="text-align: justify;">
Rating: Remaja</div>
<div style="text-align: justify;">
Produksi: MD Pictures</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://id.omg.yahoo.com/blogs/blog-editor/film-yang-dirilis-minggu-ketiga-desember-2012-133154640.html" target="_blank">Shinta Setiawan</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-54251366969536665052012-12-18T11:36:00.000+07:002012-12-19T14:38:24.790+07:00Hasil Penelitian Berpeluang Investasi Masa Depan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptika-ikp/files/2012/12/seminar-akhir1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptika-ikp/files/2012/12/seminar-akhir1.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
puslitbangaptikaikp - Selasa, 18 Desember 2012</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jakarta</b> – Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi-Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Jumat (14/12), mengadakan Seminar Laporan Akhir penelitian swakelola Balitbang SDM – BP3TI “Pengembangan Sistem Pengelolaan Berbasis TIK (e-fisheries) Untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Nelayan di Koridor Ekonomi Sulawesi.” Penelitian ini harus bersifat multiyear yang tidak saja membangun perangkat keras tetapi juga kelembagaan serta bisnis model untuk menjamin keberlanjutan program ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Trio Adiono, ketua penelitian, mempresentasikan perangkat keras sistem komunikasi dan navigasi (siskomnav) nelayan yang berbentuk LCD layar sentuh yang disebutnya dengan “e-fisheries”, Jumat (14/12). Dalam demo implementasinya, Trio menjelaskan bahwa e-fisheries bekerja dengan menggunakan WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang didukung dengan database server dan router pada Base Station yang diletakkan di pelabuhan. Base Station Wimax ini berfungsi sebagai pemancar wireless yang akan terkoneksi dengan station di kapal nelayan sehingga pertukaran data/ informasi baik dari petugas pelabuhan maupun nelayan terjadi secara timbal balik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan teknologi Wimax, alat ini dipercaya mampu menjangkau kapal hingga 30 kilometer. Beberapa konten telah disiapkan dalam e-fisheries ini seperti prakiraan cuaca, arah mata angin, menu log book, data hasil tangkap ikan yang diupdate per hari, hingga lokasi dan jadwal lelang ikan. Informasi ini sangat bermanfaat bagi nelayan yaitu mengurangi illegal fishing atau pencurian ikan dari kapal asing, meningkatkan akurasi prakiraan wilayah tangkapan, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara bagi manajemen pelabuhan, e-fisheries mampu memantau patroli kapal demi keselamatan nelayan serta data. E-fisheries juga mampu mendukung program pemerintah untuk meningkatkan mutu produk nelayan serta perkembangan industri perikanan itu sendiri. Teknologi ini secara langsung telah menjawab permasalahan siskomnav yang mengandalkan satelit yakni dengan VMS (Vessel Monitoring System).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Alatnya masih masih dikembangkan di laboratorium mikroeletronik dan diuji coba di wilayah Bandung. Pilot projectnya mudah-mudahan akan dilaksanakan tahun depan tetapi masih terbatas produksinya. Kami juga akan melakukan trial error dulu dengan sampel 100 kapal untuk mendapatkan feedback seperti apa, bagaimana dengan deploymentnya serta sosialisasinya,” demikian diungkapkan oleh Trio yang juga seorang dosen Pusat Mikroelektronik Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua narasumber yang hadir dalam seminar laporan akhir tersebut melontarkan apresiasi kepada tim peneliti. Prakoso Bhairawa Putera, peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, mengatakan penelitian yang mampu mengembangkan siskomnav dalam waktu 4 bulan adalah hal yang luar biasa. Dia membandingkan negara seperti Australia dan Amerika membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun untuk hal serupa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya saja peneliti lulusan pasca sarjana bidang kebijakan publik Universitas Indonesia tersebut mengingatkan kembali agar target nelayan pada penelitian ini ditegaskan apakah nelayan kecil atau nelayan menengah ke atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan sampai ketika kita bicara ini untuk produktivitas nelayan, tapi ini untuk nelayan yg mana dulu? Pada katagori mana? Untuk nelayan kelas bawah, ketika mereka ke darat yang di lakukannya paling tidak memperbaiki jaring. Kalau nelayan kelas atas masih bisa santai-santai, baca koran, nonton TV. Catatan saya bersediakah tim ini menyebutkan pada katagori nelayan yang mana? Supaya lebih clear.” ujar Prakoso.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu Prakoso juga berharap agar e-fisheries mampu mengintegralkan data perikanan dan kelautan yang belum terintegrasi dengan baik. Termasuk, kondisi cuaca serta mobilitas nelayan perlu dipertimbangkan sebelum men-deploy alat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teddy Sukardi, anggota Federasi Teknologi Informatika Indonesia, mengusulkan agar penelitian juga memikirkan skema pembayaran yang dibebankan kepada nelayan. Dalam hal ini, perlu dilibatkannya peran koperasi. Pemerintah juga bisa berperan untuk menetapkan standar teknologi, pendampingan kepada para nelayan, serta melibatkan peran serta program terkait yang sudah jalan seperti MCAP, MPLIK, relawan TIK dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain dua narasumber tersebut, hadir pula Bapak Prof. Dr. Ir. Ngurah N. Wiadnyan, DEA, kepala Pusat Pengkajian dan Perekayasa Teknologi Kelautan dan Perikanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta Bapak Suyanto dari BP3TI. Bapak Ngurah menyatakan kesiapannya untuk membantu tim peneliti mengintegrasikan data dan sebagainya. (vim)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber:<a href="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/blog/2012/12/18/hasil-penelitian-berpeluang-investasi-masa-depan/" target="_blank"> Balitbang Kominfo</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-775969621099017772012-12-13T16:23:00.003+07:002012-12-13T16:23:47.816+07:00Penelitian e-Fisheries diarahkan Solusi Teknologi bagi Nelayan<br />
Kerjasama Penelitian Balitbang SDM-BP3TI<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptika-ikp/files/2012/11/FGD-e-fiesheries-berita.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/aptika-ikp/files/2012/11/FGD-e-fiesheries-berita.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Jakarta</b> – Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika – Informasi dan Komunikasi Publik menyelenggarakan <i>Focus Group Discussion</i> (FGD) laporan pendahuluan penelitian Swakelola Balitbang SDM-BP3TI, Rabu (26/9), yang berjudul “Pengembangan Sistem Pengelolaan Perikanan Berbasis TIK (e-fsheries) untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Nelayan di Koridor Ekonomi Sulawesi“.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam presentasinya, Trio Adiono, Ph.D selaku peneliti utama menyampaikan penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem perangkat komunikasi yang dibutuhkan bagi para nelayan di wilayah Sulawesi. “Jenis perangkat yang juga harus dipikirkan yaitu apakah nantinya peralatan tersebut berupa stationary, diam di tempat, atau berupa peralatan yg bisa dibawa kemana-mana oleh nelayan tersebut” ungkap pria yang juga Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Makroelektromagnetik tersebut.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Trio menambahkan perangkat dan konten akan disesuaikan dengan kebutuhan kondisi sosiodemografi, ekonomi, serta kearifan lokal para nelayan. Outcome dari penelitian ini diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi perikanan, kesejahteraan nelayan, serta rekomendasi teknologi perangkat dan juga kebijakan bagi instansi pemerintah yang terkait.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Marza Ihsan Marzuki, narasumber dari Pusat Penelitian dan Pengkajian Teknologi Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), menjelaskan bahwa KKP memiliki alat Voice Monitoring System (VMS) untuk membantu nelayan menangkap ikan. “Akan tetapi ini mendapat keluhan dari nelayan, karena sudah sulit menangkap ikan kenapa masih dibebankan juga untuk membeli peralatannya. Kisaran perangkatnya itu sekitar 10-15 juta Rupiah dengan biaya pertahunnya 3-5 Juta Rupiah,” ujar Marza yang menambahkan kapal dengan tonase di atas 100 gt wajib menggunakan VMS.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: blue;"><a href="http://adakoko.blogspot.com/" target="_blank">Prakoso Bhairawa Putera</a></span></b>, Peneliti Muda dari Kebijakan dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi LIPI, mengingatkan terkait istilah <i>e-Fisheries</i>. Menurutnya, <i>e-Fisheries</i> bukanlah istilah international yang digunakan untuk menggambarkan teknologi kelautan dan perikanan. Akan tetapi, <i>e-FIS (Fish Information System)</i>. Dia menganjurkan perlu adanya penyesuaian dari sisi judul penelitian.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Baik Marza maupun Prakoso mengingatkan bila nelayan di wilayah Sulawesi didominasi oleh nelayan tradisional yang mengandalkan kearifan lokal akan sulit untuk mengadopsi teknologi seperti Wimax atau VMS. “Untuk pendekatannya kalau bisa dibalik jangan dari identifikasi, tetapi karena sudah punya teknologi yang ada dicari ke siapakah kira-kira bisa menggunakannya sehingga bisa bermanfaat. Jangan sampai nanti riset ini sia-sia,” ujar Prakoso.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Agus mewakili Tim Kerja Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) menjelaskan Sulawesi memiliki andalan seperti Nikel, Pertanian dan Perikanan. Bahkan, Sulawesi ditargetkan menjadi Basis Pangan Nasional. Besaran indikasi nilai investasi, baik sentra produksi, infrastruktur, SDM serta IPTEK di Koridor Ekonomi Sulawesi mencapai Rp. 421,8 triliun (Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan). Indikasi nilai investasi terbesar di Sulawesi berupa budidaya udang. Akan tetapi, proyek perikananlah yang terbanyak.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sementara Mohammad Dwiyanto, staf Direktorat Penataan Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), mengingatkan agar setiap perangkat TIK disertifikasi oleh Direktorat Standarisasi SDPPI sesuai dengan UU Telekomunikasi No 36 Tahun 1999. Dia juga menjelaskan bahwa frekuensi untuk maritim sudah ada, meski diakuinya masih belum teratur. Sementara, frekuensi yang digunakan di peralatan wimax adalah 3.3-3.5 GHz. (vm)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/blog/2012/10/01/penelitian-e-fisheries-diarahkan-solusi-teknologi-bagi-nelayan/" target="_blank">Balitbangkominfo, 01 Oktober 2012</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-83115454085635481742012-12-10T12:21:00.001+07:002012-12-10T12:25:22.455+07:00MODEL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN PELANGGAN SPESIFIK UNTUK LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT #PROSIDING KONFERENSI REFORMASI BIROKRASI 2012<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-27oSdjeYZKM/UMVw_1_US_I/AAAAAAAAAqE/tbQu5MXRESk/s1600/PROSIDING+RB+2012.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="243" src="http://2.bp.blogspot.com/-27oSdjeYZKM/UMVw_1_US_I/AAAAAAAAAqE/tbQu5MXRESk/s320/PROSIDING+RB+2012.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
SETELAH menunggu hampir 4 bulan lamanya sejak penyelenggaraan konferensi Reformasi Birokrasi Tahun 2012, akhirnya Prosiding terbit juga,..Prosiding ini bertajuk <a href="http://isbr2012.inspire-web.or.id/uploads/04-Proceedings.pdf" target="_blank">Reformasi Birokrasi: Pameran, Konferensi, dan Pertemuan Pemangku Kepentingan 2012 </a> dapat diakses secara gratis melalui <a href="http://isbr2012.inspire-web.or.id/uploads/04-Proceedings.pdf" target="_blank">link berikut ini</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prosiding ini berisi semua makalah yang telah diedit dan melalui proses penyuntingan oleh tim Akademik dan penyelenggara. Jika membuka halaman 429 maka akan menemukan makalah saya (Prakoso Bhairawa Putera) dan Budi Triyono yang membawakan judul <b>"MODEL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN PELANGGAN SPESIFIK UNTUK LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT"</b> pada saat seminar yang lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut Abstrak Makalah tersebut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menggaris bawahi salah satu hal penting mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Keberdaan IKM menjadi penting untuk melihat sejauh mana unit organisasi mampu memberikan pelayanan prima. Pengukuran IKM yang umumnya digunakan merujuk pada KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Pengukuran tersebut dirasakan kurang cocok digunakan untuk organisasi penelitian dan pengembangan (litbang). Organisasi litbang memiliki karakteristik khusus sehingga membutuhkan pengukuran IKM yang berorientasi pada kekhususan tersebut. Makalah ini memberikan konsep pengembangan pengukuran IKM yang lebih cocok diimplementasikan bagi organisasi/lembaga litbang di Indonesia. Konsep pengembangan pengukuran ini berorientasi pada penggunaan produk dan jasa litbang, kinerja layanan produk dan jasa litbang, kinerja staf penyelenggaran, aksesibilitas, komunikasi, kepuasan terhadap layanan produk dan jasa litbang, dampak kepuasan, dan perbaikan layanan.</div>
<br />
<b>Kata Kunci: </b>IKM, Pelayanan Publik, Lembaga Litbang, Reformasi Birokrasiada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1955016954118288629.post-63653308339859563732012-12-04T07:31:00.002+07:002012-12-04T07:31:25.868+07:00FLP Jakarta Goes to President University<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://annida-online.com/foto_berita/83DSC00339.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://annida-online.com/foto_berita/83DSC00339.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sobat Nida, masih jaman nggak, sih, mahasiswa cuma bisa nulis skripsi sama tesis doang? Yup, pasti nggak dong. Di zaman modern ini, saatnya mahasiswa berekspresi melalui tulisan baik nonfiksi maupun fiksi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sabtu (1/12), Divisi Writing dari PACT (President Association of Critical Thinker) bekerja sama dengan Forum Lingkar Pena Jakarta, sukses menggelar Workshop Writing & Training. Mengambil tempat di Auditorium President University, kegiatan ini diikuti oleh 30-an mahasiswa PU.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Menurut Isti Toq’ah, project leader acara ini yang juga peraih beasiswa III China Harbour Company’s Scholarship, kegiatan yang diadakan khusus untuk mahasiswa PU, ini untuk membuktikan bahwa dengan menulis mereka bisa berekspresi dan berprestasi. Menulis bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan bermanfaat. Karena ada opini pada sebagian besar mahasiswa PU bahwa menulis itu bukan bagian dari aktivitas mereka.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Acara yang digelar seharian ini terdiri dari dua sesi workshop. Sesi pertama membahas karya ilmiah dan esai, yang diisi oleh peneliti muda LIPI: <a href="http://adakoko.blogspot.com/" target="_blank">Koko P. Bhairawa</a>. Sedangkan sesi kedua tentang Fiksi, diisi oleh editor majalah STORY yang sekaligus ketua FLP Jakarta: Taufan E. Prast.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
“Penulis itu modalnya mau aja. Dari apa yang kita lihat bisa jadi sumber ide. Dari sehelai rambut pun bisa menjadi ide. Misalnya sehelai rambut yang masuk ke dalam semangkuk sup. Itu bisa jadi cerita yang menarik bukan,” jelas Taufan E. Prast saat workshop fiksi.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tiap selesai workshop, para peserta diharuskan untuk menulis esai dan cerpen yang dibimbing langsung oleh para penulis dari FLP Jakarta. Para peserta lalu diminta membacakan hasil tulisan mereka yang kemudian dikomentari narasumber.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Para peserta sangat bersemangat dan antusias mengikuti acara ini. Semoga kelak akan terlahir penulis-penulis andal dari President University, ya, Sob... [agung]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://annida-online.com/artikel-6356-flp-jakarta-goes-to-president-university.html" target="_blank">Annida-Online, 03 Desember 2012</a></div>
ada kokohttp://www.blogger.com/profile/01576188639649480942noreply@blogger.com0