Nostalgian Kuliner di Kota Palembang

Kerinduan itu segera menuntun kaki saya menyusuri tempat-tempat yang sedari kuliah dulu menjadi tempat pilihan saya bersama rekan-rekan menghabiskan akhir pekan atau sekadar mentraktir para sahabat. (*Prakoso Bhairawa Putera)

ARAH PERUBAHAN UU IPTEK

Namun, rencana perubahan tidak mencantumkan peneliti dan perekayasa sebagai bagian penting dari sumber daya.Padahal, pelaku aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek terletak pada peneliti dan perekayasa.

Makam Kesultanan Palembang Darussalam

Masyarakat Palembang mengenal kompleks pemakaman ini dengan sebutan Kawah Tekurep. Nama tersebut berasal dari bentuk atap bangunan utama pemakaman yang berbentuk cungkup (kubah) melengkung berwarna hijau. (*Prakoso Bhairawa Putera)

Penyerahan Hadiah Pemenang LKTI Seskoal 2012

Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, SE., menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba karya tulis ilmiah dengan tema “Menuju Kejayaan NKRI sebagai Negara Kepulauan yang Bervisi Maritim”.

"MABUK OTDA" KETIKA DAERAH BARU (DINILAI) GAGAL

Gegap gempita otonomi ternyata membawa konsekuensi logis dengan perubahan dalam sistem pemerintahan daerah.(Esquire Indonesia, Juni 2013 *Prakoso Bhairawa Putera)

SOLO TECHNOPARK Menuju Kawasan Inovatif Masa Depan

Prakoso Bhairawa Putera 
Peneliti Muda bidang Kebijakan dan Administrasi (Kebijakan Iptek) – LIPI, dan Peserta Program Beasiswa Pascasarjana Ristek 2010 di Universitas Indonesia 

Pasal 14 Undang-undang No. 18 Tahun 2002 mengamanatkan "Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau badan usaha dapat membangun kawasan, pusat peragaan, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi lain untuk memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan masyarakat." 

Sesuai dengan semangatnya, pasal ini dimaksudkan untuk membuka kesempatan serta mendorong semua pihak, pemerintah dan swasta dalam mengembangkan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (science and technology park) yang dapat memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan serta interaksi unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menumbuhkan kecintaan dan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Di beberapa negara science & technology park merupakan sebuah wahana di perguruan tinggi yang dapat dipergunakan oleh kelompok industri. Ada banyak penamaan yang umum digunakan seperti; "science park", "science city", "technopark", "business park", "technology corridor", "technology zone", dan masih banyak nama lain. Namun, secara umum S&T Park bertujuan untuk membuat link yang permanen antara peguruan tinggi (akademisi), pelaku industri (bisnis ataupun juga finansial), dan pemerintah. S&T Park mencoba menggabungkan ide, inovasi, dan know-how dari dunia akademik dan kemampuan finansial (dan marketing) dari dunia bisnis. Diharapkan penggabungan ini dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk memperoleh economic return yang tinggi. 

Dalam kondisi idealnya S&T Park akan membuat link yang permanen antara perguruan tinggi dan industri, sehingg terjadi clustering dan critical mass dari peneliti dan perusahaan. Hal ini membuat perusahaan menjadi lebi kuat. 

Semangat inilah yang mendorong pemangku kepentingan di Surakarta untuk mendirikan Solo Technopark yang merupakan sebuah embrio pembangunan kawasan iptek yang mampu minimal memprovokasi daerah untuk membuat kawasan semacam ini di daerahnya. Walaupun, harus disadari bahwa tidak banyak daerah dengan semangat tersebut mampu benar-benar mengarahkan setiap potensi dari sumberdaya untuk mendukung penciptaan kawasan iptek seperti yang dicita-citakan. 

Solo Technopark dan Sejarahnya 

Solo Technopark atau yang kemudian dikenal dengan STP adalah sebuah pusat vokasi dan inovasi teknologi di Kota Surakarta, yang dibangun dari sinergi dan hubungan yang kokoh antar dunia pendidikan, bisnis dan pemerintah (Bapeda, 2009). Sebagai sebuah kawasan iptek, STP dibangun untuk memberikan layanan produksi serta pelatihan dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan daya saing dan kinerja dunia usaha dan dunia industri, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dan memperluas lapangain pekerjaan melalui pembangunai ekonomi berkelanjutan. 

Kehadiran STP tidak serta merta muncul begitu saja, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Putera, dkk (2010) dari Pusat Penelitian Perkembangan Iptek - LIPI mengungkapkan bahwa proses kemunculan STP bermula dari ide sekelompok masyarakat yang merupakan akademisi di kota Surakarta pada periode 1995-1998, yang melihat besarnya jumlah kebutuhan sektor industri di sekitar wilayah Surakarta akan tenaga kerja terampil di bidang permesinan. Sementara itu, pasar tenaga kerja lokal (dalam wilayah Surakarta) tidak bisa memenuhi kebutuhan industri tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan, banyak diperoleh dari tenaga luar wilayah. Tergerak untuk menyediakan sumber daya manusia terdidik dan terlatih, maka sekumpulan pimpinan (kepala sekolah) dari Sekolah Menengah Kejuruan di Surakarta bersepakat untuk menyediakan SDM siap kerja. 

Pada tahap-tahap awal, sekumpulan kepala sekolah tersebut merintis dengan kerjasama diantara sekolah-sekolah yang ada dengan mengadakan pelatihan di tiap laboratorium yang ada di sekolah. Ide dan semangat untuk menghadirkan tenaga terampil yang siap bekerja di perusahaan ataupun pabrik yang ada di wilayah Surakarta semakin besar dengan adanya dukungan dari pimpinan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo. Perguruan tinggi tersebut bersedia untuk menyediakan tenaga mentor ataupun staf pengajarnya untuk memberikan pelatihan terkait dengan teknik mesin bagi siswa-siswa ataupun lulusan SMK untuk siap kerja. 

Di sisi lain, sekelompok pendidik di ATMI mulai menyadari bahwa penguatan jaringan di dalam wilayah Surakarta tidaklah cukup, maka mulailah melakukan kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kerjasama dengan ITB dibina dalam rangka memberikan standar terhadap keahlian dimiliki oleh tiap peserta pelatihan. Pada akhirnya dilakukan sertifikasi kemampuan dan keterampilan permesinan untuk pertama di Indonesia terhadap para siswa ataupun lulusan SMK di awali dari SMK di Surakarta. Kerjasama tidak hanya dilakukan terhadap institusi di dalam negeri, ATMI kemudian membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak yang ada di luar negeri. Salah satunya dengan institusi di Jerman melalui programa IGI (Indonesia German Institut). Proses ini dilakukan sepanjang kurun waktu 1998-2001. 

Keberhasilan membuka peluang kerjasama dengan pihak institusi di Jerman melalui program IGI memberikan perubahan besar dalam pola kerjasama antara ATMI dan SMK yang selama ini telah terbina. Program kerjasama IGI menghendaki adanya pola kerjasama yang terorganisir dengan wadah terlembaga. Proses inilah awal dari masuknya pemerintah daerah di Surakarta berpartisipasi dalam kerjasama. Masuknya IGI sebagi bentuk kerjasama antar Indonesia dengan Jerman yang ditempatkan di beberapa wilayah di Indonesia, dan Surakarta menjadi salah satu wilayah program, maka keterlibatan pemerintah daerah Kota Surakarta menjadi penting sebagai penguasa pemerintahan lokal di wilayah Surakarta. 

Proses pelembagaan ini didasarkan pada lolosnya ATMI sebagai salah satu dari 18 (delapan belas) institusi pendidikan di Indonesia yang menerima bantuan IGI (Indonesia German Institut). Tujuan kerjasama ini untuk pembangunan teknologi yang sudah dimiliki dan bekerjasama dengan pemerintah setempat (Kota Surakarta) membuat lembaga pendidikan baru yang dikembangkan sebagai Institut Sister. Pendirian Institut Sister pun didirikan dengan nama Surakarta Competency and Technology Center atau yang lebih dikenal dengan SCTC. 

Pesatnya perkembangan SCTC sebagai pusat pelatihan mekanik di Surakarta mampu berkontribusi dalam melatih pemuda pengangguran, mengupayakan tempat kerja, serta mewujudkan terbentuknya jaringan kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan industri yang saling melengkapi. Kesuksesan ini mendapat sambutan dari Walikota Surakarta, Ir. Joko Widodo untuk mengembangkan konsep SCTC menjadi lebih luas cakupan, dan menambah bidang-bidang keterampilan yang diperlukan untuk pemenuhan pengembangan teknologi masa depan yang dinamakan Solo Technopark atau selanjutnya dikenal dengan STP. Konsep inipun digagas sejak tahun 2006. 

Pengembangan SCTC yang awalnya hanya melakukan diklat untuk mekanik, kini ditambah dengan pelatihan Teknik Pengelasan (welding) yang diperuntukan bagi penyediaan tenaga pengelasan di industri-industri galangan kapal. Perluasan SCTC menjadi STP berdampak dengan pengalihan lokasi, dengan pengembangan menjadi institusi yang tidak hanya sebagai wahana diklat, tetapi juga untuk mengembangkan riset dan teknologi, khususnya teknologi di bidang ilmu-ilmu terapan (applied science). 

Maka Solo Technopark diarahkan sebagai pusat pendidikan dan teknologi, pusat riset, pusat pelatihan dan pusat inkubasi produk baru, serta pusat industri dan perdagangan. Solo Technopar:k dirancang untuk menjadi kawasan terpadu menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah, yang sarat dengan teknologi, di kawasan Pedaringan, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Bidang fokus yang diprioritaskan dalam proses inkubasi mencakup: bioenergy, pengolahan rumput laut (karagenan), waste threatment, serta industri kreatif (batik). 

Perioderisasi Pembentukan Solo Technopark 

Perjalanan STP saat ini barulah pada tahap Nucleation dari empat tahap dalam proses pembentukkan klaster industri yang inovatif, dengan pelibatan lebih banyak aktor dan kerjasama di dalamnya. Di sisi lain sedang disiapkan suatu kawasan yang akan menjadi sentra dari beberapa perusahaan dalam suatu kawasan STP sehingga pada akhirnya membentuk daerah khusus industri. Kemampuan STP melewati tahapan incubation, dimana program SCTC dari IGI Sister telah berhasil mempercepat pengembangan kewirausahaan melalui serangkaian dukungan sumber daya dan jasa. Pengembangan dilakukan dengan manajemen dan jaringan komunikasi yang baik. Esensial dari proses incubation ini ialah
mengembangkan kemampuan umum masyarakat ataupun daerah Surakarta khususnya, melalui keterbukaan terhadap budaya lain dan ide-ide baru. 

Menuju kawasan inovatif di masa depan oleh STP masih membutuhkan waktu dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan, tidak hanya pada level daerah tetapi pada pengambil keputusan ditingkat pusat juga. Mungkin saja STP bisa mencatatkan diri sebagai bagian dari keberhasilan technopark dibelahan dunia lainnya seperti Technopark pertama yang didirikan dengan dukungan Stanford University di California atau yang lebih dikenal sebagai Silicon Valley, dimana 200.000 lebih orang professional berkualitas internasional bekerja untuk produk-produk dengan nilai tambah tinggi. Atau bisa seperti Sophia Antipolis (Perancis) dan Tsukuba Science City (Jepang). Barangkali bisa seperti klaster di tiga negara tetangga yakni Taiwan dengan Hsinchu Science Park, India dengan Bangalore ICT Cluster, dan Thailand dengan Hard Disk Drive Cluster.  

Sebuah catatan di akhir tulisan ini, barangkali kesuksesan dari kawasan inovatif di beberapa negara tidak lepas dari kuatnya karakteristik dari produk atau jasa yang dihasilkan, mungkin hal ini dapat menjadi perhatian STP, dan yang terpenting adalah proses belajar dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan, serta kesinambungan program. Karena bagaimanapun juga banyak program di negeri ini yang baik, tetapi karena kebijakan politik harus berhenti di tengah jalan. Solo Technopark bisa menjadi kebanggaan Indonesia, apabila semua pihak yang berkepentingan mau bersama-sama mencurahkan sumberdaya untuk mengaktifkan peran dan fungsi masing-masing. (Biskom, 30 Juni 2011/ humasristek)

Hari Baik dan Buruk Menurut Kalender Hijriyah

SEBELUM membaca posting ini, ada hal yang perlu diketahui secara bersama dan menjadi kesepakatan, yaitu: 1) Posting ini hanya sebuah informasi dan dan bukan menjadi panduan dalam menentukan sesuatu hal dalam kehidupan. 2) Setiap hari ataupun tanggal dalam satu bulan memiliki arti penting bagi setiap orang dan yakinlah itu tidak ada hubungannya dengan baik dan buruk. 3) Informasi ini kebenarannya dikembalikan kepada setiap pembaca. Yakinlah setiap hari dan tanggal adalah baik.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan, maka sebaiknya kita memilih hari yang baik dan tepat untuk melakukan aktivitas. Misalnya akad pernikahan, memulai usaha, memulai membangun rumah, melakukan kontrak kerja, pindah rumah, bepergian dan lainnya karenanya hari-hari itu tidak sama nilainya, ada yang baik untuk aktivitas tertentu dan tidak baik untuk aktivitas yang lain, dan ada juga hari yang nahas (sial) sepanjang hari. 

Allah swt berfirman: "Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan." (Fushshilat/41: 16) 

"Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus." (Al-Qamar/54: 19)

Tentang hari-hari pilihan, Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: "Hindarilah melakukan safar (bepergian) pada hari ketiga, keempat, ke 21 dan ke 25 setiap bulan, karena hari-hari itu adalah hari nahas." (Makarimul Akhlaq: 424) 

Beliau juga mengatakan: 

Tanggal 1 : Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok tanam, dan bepergian. 

Tanggal 2 : Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat. 

Tanggal 3 : Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan 

Tanggal 4: Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian. 

Tanggal 5 : Buruk dan na’as. 

Tanggal 6 : Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat. 

Tanggal 7 : Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan rencana usaha. 

Tanggal 8 : Baik untuk semua hajat kecuali bepergian. 

Tanggal 9 : Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya. 

Tanggal 10 : Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli. 

Tanggal 11 : Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian. 

Tanggal 12 : Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah insya Allah tercapai. 

Tanggal 13 : Sepanjang hari ini na’as, maka waspadalah dalam seluruh urusan. 

Tanggal 14 : Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha. 

Tanggal 15 : Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda, insya Allah tercapai. 

Tanggal 16 : Buruk dan tercela untuk segala sesuatu. 

Tanggal 17 : Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli, bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu hajat, insya Allah tercapai. 

Tanggal 18 : Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan dengan kekuasaan Allah swt. 

Tanggal 19 : Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan pada hari ini ia akan diberkahi. 

Tanggal 20 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt. 

Tanggal 21 : Hari na’as sepanjang hari. 

Tanggal 22 :Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan bersedekah. 

Tanggal 23 :Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan mendatangi penguasa. 

Tanggal 24 : Hari na’as dan tercela. 

Tanggal 25 : Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu. 

Tanggal 26 : Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian; hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya. 

Tanggal 27 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang diinginkan, dan mendatangi penguasa. 

Tanggal 28 : Berimbang antara baik dan buruk. 

Tanggal 29 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat orang yang sakit pada hari ini akan cepat sembuh; orang yang bepergian pada hari ini hartanya akan terkena musibah,dan orang yang lari akan kembali. 

Tanggal 30 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji. 

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Jika terpaksa melakukan aktivitas pada hari nahas atau hari yang tidak baik, maka hendaknya bersedekah sebelum melakukan aktivitas dan membaca doa penolak bala. 

Sumber : milis yahoogroups

Melihat Bulan dan Menghitung Umur Bulan

Saat ini tidak sulit untuk menghitung atau melihat kalender bagaimana umur dan posisi bulan dalam satu tahun atau dalam satu bulan. Situs http://stardate.org/nightsky/ telah memberikan dengan mudahnya. Berikut contoh tampilan umur bulan di Desember 2011.

SunMonTueWedThuFriSat









10 
11 
12 
13 
14 
15 
16 
17 
18 
19 
20 
21 
22 
23 
24 
25 
26 
27 
28 
29 
30 
31 

Sumber: http://stardate.org/nightsky/, tanggal akses 06/11/2011



PEMENANG BULAN BAHASA TINGKAT NASIONAL 2011

Penutupan dan acara puncak Bulan Bahasa 2011 yang digelar di Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta meriah. Sedikitnya 2000 peserta yang terdiri para siswa, guru, sastrawan, penerima penghargaan, pemenang lomba, pemuda, organisasi, pejabat pemerintah dan berbagai komponen masyarakat lainnya numplek jadi satu. 

“Sejak dini anak-anak harus sudah diajarkan Bahasa Indonesia dengan baik, sehingga memperkuat bahasa nasional kita,” kata Ketua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Agus Dharma Ph. D usai acara punck di TMII, Jakarta, Jumat (28/10). 

Dalam acara tersebut juga dicanakan juga Gerakan Nasional Cinta Bahasa Indonesia (GCBI). Merupakan gerakan yang dilatar belakang oleh perubahan prilaku masyarakat Indonesia dalam bertindak dan berbahasa. 

Mengingat kondisi tersebut, perlu dilakukan penegasan dan pemantap kembali kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada tatanan kehidupan global. 

Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk itu adalah menanamkan kembali kecintaan dan kebanggan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. CGBI adalah salah satu bentuk kegiatan nyata yang dilakukan dalam rangka mewujudkan dan menumbuhkan perasaan cinta terhadap bahasa Indonesia. 

Puncak acara kegiatan GCBI dilaksanakan dalam bentuk pemberian penghargaan kepada tiga instansi/lembaga yaitu PT. Carrefour, PT. Angkasa Pura II dan Hotel Borobudur sebagai instansi/lembaga yang depuli dalam penggunaan bahasa Indonesia di instansi/lembaganya dan penyerahan panji GCBI kepada Gubernur DKI Jakarta, Gubenur Jawa Tengah dan Gubernur Sulawesi Tenggara sebagai perwakilan dari kepala daerah se-Indonesia. 

Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia melakukan berbagai sayembara dan lomba dengan pemanang antara lain; 
  1. Sayembara Penulisan Cerita Pendek bagi Remaja Tingkat Nasional dengan pemenang I: Brgitta Engla Aprianti, (Mei), II: Tiara Zuhrat Shabrina Yohaputri (Pastel Donat), III: Amayakim (Sajak-Sajak Inayah),Pemenang Harapan I: Rendi Erianda (Benci), Pemenang Harapan II: Vivi Wahyuni (Pulanglah Ayah) dan Pemenang Harapan III: Ahmad Ryan Fauzy (Petualangan Bola) 
  2. Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Se-Jabodetabek: Pemanang I: SMA Negeri 62 Jakarta, Pemanang II: SMK 5 Penabur, Pemenang III: SMA Musik Perguruan Cikini, Pemenang Harapan I: SMA Negeri 27 Jakarta, Pemenang Harapan II: SMA Jakarta Raya, dan Pemenang Harapan III: SMA Muhammadyah 2 Jakarta. 
  3. Sayembara Penulisan Puisi Siswa Sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Tingkat Nasional; Pemenang I: Salsabila Zahra Nur Aulia, SD Islam Imama, Kedung Pane, Semarang dengan judul puisi “Goreng Cinta”, Pemanang II: Kezia Kristananda, SD Plus Bakti Utama, Gombong, Jawa Tengah dengan puisi “Gadis Kecil di Gerbang Sekolah”, Pemenang III: Marcayla Rahma Santoso, SD Negeri Kleco I No.07, Surakarta dengan judul puisi “Melodi Angin”, Pemenang Harapan I: Sri Hening Ksatria Kukuh Yoga Pratama Muntono, SD Swasta Yaditra Tarakan Utara, Kalimatan Timur dengan judul puisi “Balada Pengemis Kecil”, Pemanang Harapan II: M. Rafly F, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo dengan judul puisi “Kunang-Kunang Menghilang”. 
  4. Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak Tingkat Nasional; Peringkat 1: Kompas, Peringkat 2: Media Indonesia, Peringkat 3: Koran Tempo, Peringkat 4: Republika, Peringkat 5: Seputar Indonesia, Peringkat 6: Sinar Harapan, Peringkat 7: Suara Pembaruan, Peringkat 8: Rakyat Merdeka, Peringkat 9: Indopos dan peringkat 1o: Pikiran Rakyat. 
  5. Debat bahasa Antarmahasiswa Se-Jabodetabek dan Banten: Pemenang I: Program Studi Penduidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Pemenang II: Jurusan Sastra Indonesia, Faklutas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Pemenang Harapan I: Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Univeritas Pakuan Bogor dan Pemenang Harapan II: Program Studi Pendidikan Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dan Pemennag Harapan III: Jurusan Bahasa Inggris, Univeritas Sultan Ageng Tirtayasa. 
  6. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan Tingkat Nasional; Pemenang I: Bekti Patria Dwi Hastuti, S.S, Pemenang II: Novi Diah Haryanti, Pemenang III: Sabjan Badio, Pemenang Harapan I: Imam Muhtarom, Pemenang Harapan II: Binhad Nurromat dan Pemenang Harapan III: R. Kusdaryoko, S.Pd. 
  7. Pemilihan Duta Bahasa 2011; Pemenang I Hanifan Faudi Mubin dan Elizabeth Yuniar, Duta Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Pemenang II: Wahyudi dan Rahmi Yulia Ningsih, Duta Provinsi DKI Jakarta, Pemenang III: Pradipta Dirgantara dan Yesi Haerunisa, Duta Bahasa Provinsi Jawa Barat, Pemenang Harapan I: Putu Ariek Mahardika Putra dan Ni Nyoman Ayu Suciarti, Duta Bahasa Provinsi Bali, Pemenang Harapan II: Hot Maringan Samosir dan Nuri Yunita Hasan Nasution, Duta Bahasa Provisi Sumatra Utara, dan Pemenang Harapan III: Aditia Prethama dan Riza Sriwahyuni, Duta Provisi Kalimatan Tengah.
  8. Pemanang Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA; Pemenang I: Gao Shiyuan dari Negara China, Pemenang II: Chen Hongxia dari Negara China dan Pemenang II: Mario Gonzales Pliego dari Negara Spanyol. 
  9. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan, Kesastraan, dan Pengajaran bagi Mahasiswa Tingkat Nasional; Kebahassan Terbaik I: Rahmat Tri Hidayat, Univeritas Sebelas Maret, Terbaik II: Memet Sudaryanyto dan Terbaik III: Tidaka ada (nilai tidak ada yang mencukupi untuk Pemenang Terbaik III). Untuk Kesastraan I: Tidak Ada, Terbaik II: Hari Sulistyo, Univeritas Sebelas Maret, Terbaik III: Muhammad Wahyu Amiruddin, Univeritas Negeri Semarang. Intuk Pengajaran Terbaik I: Meina Febriani, Univeritas Negeri Semarang, Terbaik II: Listiani Tular Kurniasih. Univeritas Negeri Jakarta dan Terbaik III: Shila Novelia, Univeritas Negeri Jakarta. (rizal/dms)
Sumber: Pos Kota, 28 Oktober 2011

Urgensi Amandemen UU No. 18/2002

“Ada beberapa permasalahan mengenai substansi, antara lain tatanan kebijakan yang masih menghambat, keterbatasan sumber daya dan belum adanya kejelasan mengenai posisi Kementerian Riset dan Teknologi sebagai koordinator seluruh kegiatan litbang, baik di tingkat pusat, daerah, perguruan tinggi maupun swasta”, ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri, Muhammad Marwan, pada acara diskusi amandemen UU No. 18/2002, di ruang Rapat Lantai 8 Gedung II BPPT, Kamis, 16 Juni 2011 kemarin. 

 Marwan juga mengusulkan agar dalam amandemen UU No. 18/2002 perlu ada pasal-pasal yang berkaitan dengan tatanan teknis yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem kelembagaan, sehingga implementasi kebijakan Litbang dan penerapan Iptek bisa sampai ke daerah-daerah. Berkaitan dengan penguatan litbang daerah, Marwan mengingatkan pula, bahwa saat ini amandemen UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah juga dalam proses amandemen. 

Berkaitan dengan itu, Kementerian Dalam Negeri antara lain mengusulkan supaya nanti di setiap provinsi memiliki BPP. Amandemen UU No. 18/2002 hendaknya dapat sejalan dengan amandemen UU 32/2004 ini, yang saat ini sudah disampaikan ke DPR. 

Sementara itu, narasumber kedua, Kepala BPP Provinsi Riau, Tengku Dahril, dalam garis besar paparannya, mengingatkan agar UU No. 18 /2002 hendaknya dapat memberikan kemudahan bagi peneliti dan masyarakat. Teknologi yang dihasilkan sebaiknya tidak melupakan tujuan utamanya, yaitu teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. 

Menyinggung pentingnya sistem inovasi daerah (SIDA), Dahril yang juga guru besar Universitas Riau mengingatkan, pengembangan SIDA perlu terus dilakukan mengingat daerahlah yang menjadi penggerak dan pelaku utama di dalam pembangunan. Untuk itu, menurutnya, perlu terus dilakukan peningkatan koordinasi antara Kementerian Ristek, Kemendagri dan dengan BPP di daerah-daerah. 

Acara diskusi yang menghadirkan 2 nara sumber tersebut, dipimpin oleh Asdep Legislasi Iptek Kemenristek, Dadit Herdikiagung. Dadit mengemukakan bahwa dari identifikasi, diskusi dan masukan sebelumnya, paling tidak sampai saat ini ada 5 (lima) alasan atau tujuan mengapa UU No. 18/2002 harus di amandemen. 

“Alasan maupun tujuan tersebut, yaitu penguatan sistem inovasi nasional (SINas), pengembangan kebijakan audit teknologi, penguatan difusi teknologi, dan pengaturan material transfer agreement (MTA) maupun hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dan temuan implementasi UU No. 18/2002 yang di lakukan LIPI dan BPPT” jelas Dadit. 

Acara diskusi tersebut dihadiri anggota-anggota kelompok kerja SINas, para Asdep dari lingkungan Deputi Kelembagaan, Asdep Investasi Iptek, Kepala Biro Humas dan Hukum KRT serta anggota Tim Kecil amandemen UU No. 18/2002. Acara serupa, sebelumnya pernah juga dilakukan beberapa kali, antara lain dengan mengundang narasumber dari LIPI, Prakoso Bhairawa Putera dan Sri Mulatsih, penulis buku “Analisis UU No. 18/2002 dalam Bingkai Ekonomi berlandaskan Iptek (2008), dan narasumber dari BPPT, Ugay Sugarmansyah, yang pernah melakukan pengkajian Peraturan Perundang-undangan Bidang Iptek. (ad-4/dep-1/dvd/humas ristek)

LOMBA KARYA TULIS DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2012

DALAM rangka memperingati Hari Dharma Samudera tanggal 15 Januari 2012 akan dilaksanakan lomba karya tulis bagi anggota militer dan PNS TNI AL serta untuk masyarakat umum dengan tema: 

  1. Dengan Heroisme Pertempuran Laut Aru Kita Wujudkan Kembali Kejayaan Maritim Nusantara
  2. Dengan Semangat Pahlawan Laut Aru Kita Kembalikan Kejayaan Bahari Bangsa Indonesia. 
Lomba karya tulis ini bertujuan untuk menggugah dan menggali gagasan serta pemikiran dari anggota TNI AL dan masyarakat umum tentang wawasan kemaritiman dalam rangka mendukung pembangunan sektor kelautan.


Tata cara penulisan dengan ketentuan sebagai berikut: peserta adalah perorangan, materi tulisan bebas baik berupa telaahan, hasil kajian, sistem, metoda maupun penemuan baru hasil penelitian. Tulisan diketik satu setengah spasi pada kertas HVS ukuran A4, huruf Arial font 12, tebal minimal 20 halaman dan dijilid dengan sampul warna biru untuk peserta TNI AL serta warna kuning untuk peserta umum. Kriteria penilaian meliputi kelengkapan persyaratan nilai 10, materi dan sistematika tulisan nilai 75, penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai EYD nilai 15, maksimal nilai 100. Karya yang dilombakan belum pernah diikutkan dalam lomba karya tulis manapun. Karya tulis dijilid rangkap dua dan menyertakan copy CD dalam sampul tertutup dikirim kepada panitia LKT Dharma Samudera 2012, Dispenal Gedung B-4 lantai 2 Mabesal Cilangkap Jakarta Timur 13870, paling lambat tanggal 10 Desember 2011 cap pos. Setiap tulisan dari anggota TNI AL harus disahkan kasatker dan tulisan menjadi milik panitia. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi panitia ke telepon (021) 8723311 dan (021) 8723308. 

Akan dipilih tiga peserta terbaik dari TNI AL dan umum, tiga peserta untuk juara harapan dan kepada para pemenang akan diberikan piagam penghargaan dan hadiah berupa uang. Pengumuman pemenang dimuat di majalah Cakrawala dan website TNI AL di www.tnial.mil.id. Piagam penghargaan dan hadiah uang bagi juara satu, dua dan tiga baik dari TNI AL maupun umum akan diserahkan pada upacara peringatan Hari Dharma Samudera tanggal 15 Januari 2012.

Studi Complex Adaptive System (CAS) Proses Pembentukan Klaster Industri Pendukung Sistem Inovasi di Indonesia

Studi CAS Proses Pembentukan Klaster Industri - Prakoso Bhairawa Putera, dkk
Judul Buku : Studi Complex Adaptive System (CAS) Proses Pembentukan Klaster Industri Pendukung Sistem Inovasi di Indonesia
Penulis : Prakoso Bhairawa Putera, Muhammad Zulhamdani, Dudi Hidayat, dan Dini Oktaviyanti.
Penerbit : LIPI Press, Jakarta, 2011.
Jumlah Halaman : x + 155 hlm.; 14,8 x 21 cm
ISBN 978-979-799-645-1

Seiring dengan perkembangan industri di era globalisasi saat ini, aktivitas ekonomi menuju pada kegiatan usaha yang bersifat intensif pengetahuan. Hal ini terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi yang mengiringi era globalisasi ekonomi. Kondisi ini berdampak pada sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Seiring dengan perkembangan industri di era globalisasi saat ini, aktivitas ekonomi menuju pada kegiatan usaha yang bersifat intensif pengetahuan. Hal ini terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi yang mengiringi era globalisasi ekonomi. Kondisi ini berdampak pada sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha kegiatan-kegiatan inovasi. Sayangnya, konsep pengembangan klaster industri dalam kebijakan industri nasional belum mengarah pada implementasi sistem inovasi. Klaster industri yang ditekankan pada kebijakan tersebut lebih kepada klaster yang terdiri atas industri pemasok bahan baku dan industri pengolahan. Hal inilah yang mendorong tim penelitian untuk menyajikan hasil studi di tahun 2010 dalam bentuk buku ilmiah ini. 

Buku dengan judul Studi Complex Adaptive System (CAS) Proses Pembentukan Klaster Industri Pendukung Sistem Inovasi di Indonesia merupakan salah satu terbitan dari hasil kegiatan penelitian Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PAPPIPTEK-LIPI) tahun 2010 yang mempunyai tujuan untuk mengetahui posisi klaster industri di Indonesia dilihat dari fase pertumbuhan klaster. Dalam buku ini terutama diungkapkan studi kasus pada Solo Technopark (Solo-Jawa Tengah) dan Klaster Industri Kelapa Sawit (Medan-Sumatra Utara). Selain itu, diungkapkan proses pembentukan klaster industri di Indonesia dengan pendekatan complex adaptive system. 


BAB I COMPLEX ADAPTIVE SYSTEM (CAS) DAN KLASTER INDUSTRI: SUATU PENGANTAR 
1.1 Pendahuluan 
1.2 Permasalahan Klaster Industri dengan Studi CAS 
1.3 Metode Complex Adaptive System dan Analisis Data 
1.4 Sistematika Penulisan 

BAB II PERSPEKTIF TEORI COMPLEX ADAPTIVE SYSTEM (CAS) DALAM PEMBENTUKAN KLASTER
2.1 Pendekatan Complex Adaptive System 
2.2 Pendekatan CAS untuk Analisis Perkembangan Klaster 
2.3 Konsep Klaster Industri 
2.4 Konsep Sistem Inovasi 

BAB III KAJIAN COMPLEX ADAPTIVE SYSTEM (CAS) PEMBENTUKAN KLASTER DI BEBERAPA NEGARA ASIA (TAIWAN, INDIA, DAN THAILAND) 
3.1 Hsinchu Science Park di Taiwan 
  3.1.1 Sejarah Pembentukan Hsinchu Science Park 
  3.1.2 Perusahaan yang terdapat di HSP 
  3.1.3 Hubungan Lembaga Riset, Pemerintah, Universitas dan Perusahaan di HSP 
  3.1.4 Sumber Daya Manusia di HSP 
  3.1.5 Pertumbuhan di dalam HSP 
3.2 Bangalore ICT Cluster di India 
 3.2.1. Sejarah Pembentukan Bangalore ICT Cluster 
 3.2.2. Pertumbuhan Perusahaan di Bangalore ICT Cluster 
 3.2.3 Hubungan Lembaga Riset, Universitas dan Perusahaan 
 3.2.4 Sumber Daya Manusia Pengembangan Klaster 
3.3 Hard Disk Drive (HDD) Cluster di Thailand 
 3.3.1 Sejarah Pembentukan Hard Disk Drive Cluster 
 3.3.2. Pertumbuhan Perusahaan HDD di Thailand 
 3.3.3 Permasalahan Pengembangan Industri HDD di Thailand 
 3.3.4 Bentuk Kluster HDD di Thailand 

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN KLASTER DI INDONESIA: STUDI KASUS SOLO TECHNOPARK (SURAKARTA) 
4.1 Gambaran Umum 
4.2 Sejarah Awal Proses Pembentukan 
4.3 Pelembagaan IGI Sister - Surakarta Competency and Technology Center 
4.4 Pengembangan SCTC Menuju STP 

BAB V ANALISIS PEMBENTUKAN DAN PERTUMBUHAN KLASTER INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA: STUDI KASUS PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (MEDAN) 
5.1 Sejarah Pembentukan 
5.2 Fase Pertumbuhan Klaster Industri dalam SIN 
5.3 Elemen SIN (OECD): Interaksi Medan 
5.4 Struktur Pola Pembentukan Pendukung SIN 

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN PROSES PEMBENTUKAN KLASTER DI INDONESIA DAN NEGARA – NEGARA ASIA LAINNYA (TAIWAN, INDIA, DAN THAILAND) 
6.1 Tinjauan Perbandingan Container Proses Pembentukan Klaster
6.2 Tinjauan Perbandingan Difference Proses Pembentukan Klaster
6.3 Tinjauan Perbandingan Transforming Exchange Proses Pembentukan 

BAB VII PENUTUP 
7.1 Simpulan 
7.2 Saran

KSI AWARD 2011: KHUSUS PUISI

Penghargaan Sastra
‘KSI Awards’ 2011

Bulan Desember 2011 Komunitas Sastra Indonesia (KSI) berusia 15 tahun. Untuk memaknai usia yang sudah cukup dewasa itu, kami akan memberikan KSI Awards kepada penyair yang puisinya dinilai terbaik oleh sebuah Tim Juri. Penghargaan — berupa uang tunai dan piagam penghargaan — tersebut akan diserahkan pada malam pembukaan Kongres KSI yang akan diadakan di Jakarta pada bulan Januari 2012.

Syarat-syarat bagi calon peraih KSI Awards adalah sbb.
  1. Terbuka bagi semua penyair yang aktif atau pernah aktif di suatu komunitas sastra di Indonesia dan luar negeri, tanpa dibatasi usia dan tempat tinggal.
  2. Mengirimkan 5 puisi terbaru (ciptaan tahun 2010-2011) yang belum pernah dipublikasikan dan belum pernah dibukukan.
  3. Tema puisi bebas, diutamakan yang bernuansa lokal, atau kesan puitik tentang situasi kota tempat tinggal penyair.
  4. Naskah puisi, disertai biografi singkat dengan menyebutkan komunitas sastra yang pernah diikuti, dan foto diri, dikirimkan melalui email ke ksastraindonesia@yahoo.co.id, CC ke shobir_ksi@yahoo.co.id, bwdwidi@yahoo.com, dan ahmadun.yeha@gmail.com.
  5. Naskah harus sudah sampai ke email tersebut di atas (Panitia) paling lambat 30 Oktober 2011 pukul 12.00 WIB.
  6. Dewan Juri akan memilih satu puisi “Juara Utama” yang berhak menerima KSI Awards 2011, empat “Puisi Unggulan” penerima penghargaan “Karya Terpuji”, serta 95 puisi pilihan untuk dibukukan bersama karya-karya para “Penyair Tamu” yang dipilih oleh Panitia Kongres.
  7. Para pemenang akan diundang ke Jakarta untuk menerima Penghargaan yang akan diserahkan pada malam pembukaan Kongres KSI 2012, di Jakarta, pada bulan Januari 2012.
Selamat berkarya terbaik untuk meraih KSI Awards 2012.
Jakarta, 17 September 2011
PANITIA KSI AWARD 2011

EDARAN UMUM BULAN BAHASA DAN SASTRA TAHUN 2011




Latar Belakang

Tantangan kehidupan global yang kita hadapi saat ini mengharuskan kita untuk lebih memperkuat jati diri atau identitas dan karakter sebagai statu bangsa. Penguatan jati diri dan karakter bangsa ini menjadi suatu keharusan agar bangsa Indonesia dapat tetap eksis dan mampu menunjukkan jati dirinya sebagai suatu bangsa di tengah-tengah derasnya arus kehidupan dan budaya global itu. Dengan jati diri dan karakter yang kuat, diharapkan bangsa Indonesia tetap mampu bersaing dan sekaligus ikut bermain peran dalam kancah kehidupan global. Bangsa yang berkarakter—dalam hal ini—tidak saja bangsa yang mampu memperlihatkan jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga penuh tanggung jawab, jujur, disiplin, berkualitas, dan mempunyai kompetensi yang tinggi.

Terkait dengan hal tersebut, bahasa Indonesia—termasuk sastra di dalamnya—memegang peranan yang amat penting dalam pendidikan karakter bangsa. Hal itu karena dengan mencintai bahasa Indonesia berarti juga mencintai bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya juga merupakan simbol identitas bangsa. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa dan bangsa seperti itu pada dasarnya juga merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilarnya.

Bahasa juga menunjukkan bangsa. Ungkapan itu juga berarti bahwa bahasa menunjukkan jati diri dan karakter bangsa penuturnya. Tutur kata yang lembut dan santun, misalnya, juga dapat dipandang sebagai pencerminan dari karakter pribadi penuturnya yang santun. Untuk itu, pengajaran bahasa juga harus diarahkan pada pendidikan karakter budi pekerti yang luhur, berakhlak mulia, dan sikap yang santun.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.

Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan alat berpikir. Oleh karena itu, melalui kemampuan berbahasa, berbagai persoalan yang dihadapi dapat dipahami, disikapi, dan dicerna dengan baik sehingga dapat menambah kematangan berpikir/intelektual seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan kemampuan menyikapi setiap masalah dengan kritis merupakan dua hal yang saling melengkapi dalam pembentukan kualitas individu untuk membangun kreativitas dan daya inovasi. Berkenaan dengan itu, kemampuan berkomunikasi yang tinggi dan daya pikir yang kritis dalam menghadapi setiap tantangan pada gilirannya juga dapat melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif.

Pada sisi lain, karya sastra juga mengandung nilai-nilai kearifan yang mampu memperhalus akal budi dan mempertajam etika dan daya estetika. Oleh karena itu, kemampuan mengapresiasi karya sastra juga berperan penting dalam membangun karakter yang berbudi luhur, bertenggang rasa, dan arif dalam mengatasi persoalan.

Tema

Sejalan dengan latar belakang sebagaimana yang dikemukakan di atas, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ini mengambil tema “Peningkatan Peran Bahasa dan Sastra dalam Pendidikan Karakter Bangsa.”

Tujuan

Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 ini bertujuan menumbuhkembangkan kecintaan kalangan generasi muda Indonesia terhadap bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka membangun jati diri dan karakter bangsa yang kuat menuju masyarakat yang mandiri, bermartabat, berdaya saing, kreatif, dan inovatif.

Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011 ini adalah sebagai berikut.

1.Pemberian Penghargaan Adibahasa
Adibahasa merupakan penghargaan yang diberikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terhadap pemerintah provinsi yang menunjukkan kesungguhannya dalam pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia di tempat-tempat umum dan di dalam ranah kedinasan. Proses penilaiannya akan dilakukan oleh panitia khusus terhadap (1) penggunaan bahasa di tempat-tempat umum, (2) penggunaan bahasa Indonesia di dalam tata naskah dinas, (3) keaktifan pemerintah provinsi dalam mendukung kegiatan kebahasaan dan kesastraan di wilayah masing-masing, dan (4) ketersediaan peraturan perundang-undangan pada tingkat provinsi yang terkait dengan pengaturan masalah kebahasaan dan kesastraan di wilayahnya masing-masing.

2. Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak (Tingkat Nasional)
Media massa sering dijadikan sebagai barometer dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat. Namun, pada kenyataannya belum seluruh media massa dapat dijadikan sebagai contoh dalam penggunaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, guna mendorong peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia di media massa, khususnya media massa cetak, akan dilakukan penilaian terhadap penggunaan bahasa Indonesia di media massa cetak. Penilaian itu juga dilakukan untuk memperoleh pemeringkatan media massa cetak yang menggunakan bahasa Indonesia terbaik.

3. Debat Bahasa Antarmahasiswa
Di tengah-tengah munculnya berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan global ini, mahasiswa diajak untuk ikut memikirkan persoalan kebahasaan dan kesastraan yang terjadi akhir-akhir ini. Terkait dengan itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah kemahiran berbahasa para mahasiswa dalam mengemukakan pendapat secara kritis dan argumentatif. Sejalan dengan itu, kegiatan debat bahasa antarmahasiswa ini juga merupakan ajang bagi para mahasiswa untuk beradu argumentasi persoalan kebahasaan dan kesastraan yang dihadapi saat ini.

4. Duta Bahasa (Tingkat Nasional)
Peran para pemuda dalam membangun semangat dan konsep kebangsaan telah terbukti nyata sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Semangat dan ketokohan para pemuda itu harus tetap dipertahankan, diperkuat, dan diteruskan kepada generasi muda masa kini agar semangat kebangsaan itu terus membara di dada para pemuda Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan duta bahasa dilaksanakan sebagai upaya melibatkan para pemuda dalam menjaga dan menyebarluaskan semangat kebangsaan melalui bahasa. Di samping itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memilih pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki kemahiran dalam berbahasa Indonesia dan sikap serta perilakunya dapat dijadikan sebagai teladan.

5. Parade Mural Cinta Bahasa Indonesia
Di perkotaan cukup banyak ruang publik, seperti tiang-tiang jembatan layang, yang dibiarkan kosong. Ruang seperti itu tidak jarang dimanfaatkan sebagai ajang corat-coret yang kontraproduktif oleh orang-orang yang suka iseng. Padahal, ruang seperti itu dapat dimanfaatkan secara baik untuk mengingatkan kembali perlunya mencintai bahasa Indonesia, bahasa kebangsaan kita. Terkait dengan itu, Badan Bahasa mengajak berbagai pihak untuk mengisi ruang-ruang kosong itu dengan grafiti kebahasaan atau mural yang berisi imbauan atau ajakan untuk mencintai bahasa Indonesia dengan kata-kata bijak.

6. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Para mahasiswa S-1 pada umumnya mempunyai kewajiban menulis karya ilmiah yang berupa skripsi untuk mengakhiri masa studinya. Terkait dengan itu, untuk membantu para mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan tingkat nasional bagi para mahasiswa S-1. Peserta yang proposal penelitiannya terpilih sebagai pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang sebagai bantuan biaya penelitian.

7. Sayembara Penulisan Cerpen Remaja (Tingkat Nasional)
Untuk menggairahkan kehidupan sastra yang bertemakan kehidupan remaja serta meningkatkan kegiatan penulisan kreatif di kalangan remaja, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan sayembara Penulisan Cerpen Remaja tingkat nasional. Pesertanya adalah para remaja di seluruh Indonesia. Adapun penilaiannya akan dilakukan secara berjenjang . Untuk tingkat provinsi, di luar DKI Jakarta, penilaian akan dilakukan di balai/kantor bahasa provinsi masing-masing, sedangkan untuk Provinsi DKI Jakarta, penilaian dilakukan di Badan Bahasa. Peringkat sepuluh terbesar dari setiap provinsi akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tingkat nasional.

8. Sayembara Penulisan Puisi bagi Siswa SD (Tingkat Nasional)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegairahan kehidupan sastra, khususnya puisi, adalah melalui sayembara penciptaan puisi. Untuk itu, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011 diselenggarakan Sayembara Penulisan Puisi bagi Siswa SD Tingkat Nasional. Untuk tingkat provinsi, di luar DKI Jakarta, penilaian akan dilakukan di balai/kantor bahasa provinsi masing-masing, sedangkan untuk Provinsi DKI Jakarta, penilaian dilakukan di Badan Bahasa. Peringkat sepuluh terbesar dari setiap provinsi akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tingkat nasional.

9. Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (Tingkat Internasional)
Akhir-akhir ini bahasa Indonesia tidak hanya dipelajari oleh warga negara Indonesia, tetapi telah dipelajari pula oleh warga negara asing. Para pelajar asing tersebut perlu diberi forum agar dapat mempraktikkan kemampuan mereka dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu, Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (bahasa Indonesia bagi penutur asing) diselenggarakan. Tujuannya adalah untuk memberikan peluang bagi para pembelajar BIPA untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.

10. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, blog berhasil merebut perhatian masyarakat dan menjadi tren yang sangat digemari, terutama di kalangan pengguna internet. Atas dasar itu, kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada pembuat blog kebahasaan dan kesastraan yang bernilai unggul, baik dari sisi artistik, informatika, maupun kemanfaatan isi yang termuat di dalam blog tersebut.

11. Festival Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi merupakan media untuk mengapresiasi puisi melalui musik. Kegiatan ini dipandang dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra. Setiap tahun penyelenggaraan kegiatan ini selalu banyak peminat. Oleh karena itu, kegiatan seperti itu diselenggarakan lagi tahun ini dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011. Pada tahun ini pesertanya dibatasi pada siswa SLTA, termasuk Madrasah Aliyah dan SMK, se-DKI Jakarta.

Puncak Acara
Puncak acara Bulan Bahasa dan Sastra 2011 akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2011. Pada acara itu akan dilaksanakan pengumuman pemenang, pementasan seni budaya, persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan.

Informasi Lengkap
Informasi lebih lanjut secara lengkap dari setiap kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 selain dapat dibaca di dalam edaran khusus, juga dapat diperoleh balai/kantor bahasa terdekat atau melalui alamat panitia berikut.

Alamat Panitia
Alamat Panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2011
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220, Telepon (021) 4896558, 4706287, 4706288, 4750406, Faksimile (021) 4750407.
Pos-el: badan.bahasa@kemdiknas.go.id

Sumber: Badan Bahasa, 27 September 2011

PENGUMUMAN FINALIS LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA (LKIR) KE-43 TAHUN 2011

Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-43 Tahun 2011, setelah menyeleksi, membaca dan menganalisis dengan seksama karya tulis ilmiah terbimbing Lomba Karya Ilmiah Remaja Ke-43 Tahun 2011, dengan ini menetapkan Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja Ke-43 Tahun 2011, sebagai berikut:

Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan
  1. Rizky Meilani dan Vina Wardhyani Putri, SMA Plus Negeri 2 Banyuasin II, Sumatera Selatan, dengan judul “Menyingkap Dinasti Politik, Nepotisme Gaya Baru di Era Demokrasi (Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Fenomena Dinasti Politik)”.
  2. Brian Viki Satriawan Telaumbanua, SMPN 2 Pandan Nauli, Sumatera Utara, dengan judul “Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat di Desa Jago-Jago Kabupaten Tapanuli Tengah”.
  3. Anindya Cintantya Prasidya dan Nurul Dita Putri Rakhmawati, SMA Negeri 6 Yogyakarta, DIY, dengan judul “Mengungkap Fenomena Kesenian Jatilan Jalanan, antara Sebuah Pelecehan Budaya atau Pelestarian Budaya di Kota Yogyakarta dan Sekitarnya”.
  4. Mustika Rahmadayanti, Eliya Yusda, dan Dini Mutia Hasanah, SMAN 90 Jakarta, DKI Jakarta, dengan judul “Menyibak Simbiosis Mutualisme antara Profesi Nyiping, Nyadong, dan Calo Beras di Pasar Induk Cipinang”.
  5. Muhammad Fadhil Luqman, Nurul Jamila Hariani, dan Anggraeni, SMA N 1 Tenggarang Bondowoso, Jawa Timur, dengan judul “Sosialisasi Penggunaan Ontho sebagai Bahan Bakar Alternatif kepada Masyarakat di Wilayah Kabupaten Bondowoso’.
  6. Al Yarosa Taqwaariva, Zaki Tauhid Patria, dan Risang Dewandaru Samodro, SMPN 3 Pontianak, Kalimantan Barat, dengan judul “Studi Tentang Nasionalisme Anak-Anak Kawasan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Sajingan Besar Provinsi Kalimantan Barat”.
  7. Sri Septiani Airsta Yufeni, SMAN 1 Bulukumba, Sulawesi Selatan, dengan judul “Analisis Eksistensi Budaya Siri’ (Malu) untuk Mencegah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam Pemerintahan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan”.

Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Lilis Suryani, Rafika Syahdina, dan Tri Lestari Handayani, SMAN 1 Tarakan, Kalimantan Timur, dengan judul “Pembuatan Sabun Ramah Lingkungan dengan Bahan Alami Rumput Laut”.
  2. Putri Hidayatul Rahmani, Marniriskawati, dan Ike Jelita Ariani, SMP 3 Ropang, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, dengan judul “Naturalchick Inovasi Herbal Kaya Vitamin sebagai Imunostimulan untuk Meningkatkan Respon Imun pada Peternakan Ayam Rakyat”.
  3. Dwini Normayulisa Putri, Muhammad Akbar Wicaksana, dan Prisca Yoko Putri, SMAN 28 Jakarta DKI Jakarta, dengan judul “Pemanfaatan Kulit Talas sebagai Sumber Polimer Alami untuk Bahan Dasar Pembuatan Plastik Biodegradasi”.
  4. Fuad Latief Mustofa dan Rufid Afani, SMAN Banyumas, Jawa Tengah, dengan judul “Pengolahan Limbah Plastik menjadi Bahan Bakar Minyak sebagai Alternatif Baru Mengatasi Pencemaran Lingkungan’.
  5. Reijefki Irlastua Simbolon, Reymond Silitonga, Widya Pebryanti Manurung, SMA Plus Negeri 17 Palembang, Sumatera Selatan, dengan judul “Analisis Ilmiah Pulo Kemaro : Patahan Pulau Sumatera Akibat Fenomena Tektonik, Penerobosan Sungai Musi, Ataukah Delta Aliran Sungai Musi?”.
  6. Friska Putri Ayunda dan Nur Aini Kartikasari, SMAN 8 Yogyakarta, DIY, dengan judul “Analisis terhadap Perubahan Kecenderungan Tipe Letusan Gunung Merapi Tahun 2010 (Studi terhadap Perbedaan, Faktor-Faktor Perbedaan, dan Periode Letusan Gunung Merapi)”.
  7. Fifin Diah Olivianti dan Desak Ketut Tristiana Sukmadewi, SMAN 3 Denpasar, Bali, dengan judul “Biopestisida dari Campuran Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata (Vieill.) K. Schum) dan Daun Sirih (Piper Betle L.) untuk Menghambat Pertumbuhan Jamur Phytophthora Palmivora Penyebab Busuk Buah Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.)”.
  8. Firda Amalia Ilmiawati, Fadhila Tri Utami, dan Zelin Norma Resty, SMAN 1 Ponorogo, Jawa Timur, dengan judul “Daun Alpukat (Persea Americana Mill) sebagai Pengganti Pengawet Sintetik dalam Pembuatan Tahu yang Efisien dan Aman Bagi Kesehatan”.
  9. Teguh Wibowo dan Saifuddin Bachri, MAN 2 Kudus, Jawa Tengah, dengan judul” Kurva Gerak Bola Takraw”.
  10. Indri Apriastuti, Amalia Paramitha, dan Eka Aryani, SMA Negeri 1 Tegal, Jawa Tengah, dengan judul “Modifikasi Alat Destilasi Sederhana Air Laut untuk Skala Rumah Tangga di Kota Tegal”.
  11. Hilda Farida dan Ria Erlani, MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo, dengan judul “Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta) sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioplastik”.
  12. Farida Amila Husna dan Kartika Puspita Sari, SMA Negri 1 Gresik, Jawa Timur, dengan judul “Pemanfaatan Daun Asam Jawa sebagai Penetralisir Geosmin yang Menyebabkan Citrarasa Lumpur Pada Ikan Bandeng”.
  13. Misheila Vladeanna dan Alodia Irwan, SMA Santa Laurensia Serpong, Tangerang, Banten, dengan judul “Pemanfaatan Kandungan Kolagen dalam Tepung Sisik Ikan untuk Membantu Pemulihan Sel Kulit Rusak dalam Bentuk Masker Membran”.
  14. Agmelia Nurul Afifah, Debita Tejo Saputri, dan Amira Tauhida, SMAN 2 Kediri, Jawa Timur, dengan judul “Pemanfaatan Kotoran Burung Puyuh Sebagai Media Pembiakan Belatung Untuk Pakan Ayam Broiler “.
  15. Yasinta Nur Savitri, SMPN 5 Cilacap, Jawa Tengah, dengan judul “Pemanfaatan Morinda Citrifolia Untuk Pencegahan Albugo Ipomoea Panduratae Pada Tanaman Kangkung”.
  16. Atika Arifati, Rachmi Fatin, dan Saiq Adha Ajinegara, SMAN 6 Yogyakarta, DIY, dengan judul “Pengaruh Peragian (Fermentasi) Buah Kopi Terhadap Kualitas Kopi Yang Dihasilkan”.
  17. Intan Kirana Rani Januarti, SMAN 1 Bantul, DIY, dengan judul “Pengembangan Sistem Terpadu Penanganan Limbah Tahu Dan Gula Dengan Produksi Mikroalga Sebagai Bahan Baku Biofuel Terbarukan Dan Ramah Lingkungan”.
  18. Fikri Rozi, Yuzan Fudhaili Tri Wibawa, dan Shafaa Shafiyah, SMA 1 Pemali, Bangka-Belitung, dengan judul “Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Media Tumbuh Jamur Merang (Volvariella Volvaceae)”.
  19. Rima Nur Rahmawati dan Toriq Hisyam Anwar, SMA Surya Buana Malang, Jawa Timur, dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Dioptri Kacamata Dengan Menggunakan Metode Dua Lensa Berbasis Mikrokontroler At89s51”.
  20. Fadhilah Nur Amalina, Fathiya Karimah, dan Herra Williany Monalissa, SMAN 28 Jakarta, DKI Jakarta, dengan judul “Perbandingan Tingkah Laku Koloni Semut Rangrang dan Koloni Semut Hitam dalam Mencari Makan, Dilihat dari Segi Perbedaan Jenis Makanan, Posisi Sarang, Pergerakan, Jangkauan, dan Sifat-Sifatnya dalam Mempertahankan Makanan”.

Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa
  1. Muhammad Luthfi Nurfakhri, SMAN 1 Bogor, Jawa Barat, dengan judul “Sensor Optis Digital sebagai Alat Efisiensi Pemakaian Pupuk Nitrogen pada Tanaman Padi (Oriza Sativa)”.
  2. Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi, SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah, dengan judul “Aplikasi “T-Box” Untuk Mereduksi Bahaya Co Dan Co2 di Smooking Room”.
  3. Nur Chabibur Rohim, Risang Yogardi, dan Muhammad Asrori, SMKN 1 Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, dengan judul “Game Jarimatika Berbasis Mobile”.
  4. Efa Fazriyah Haryono, Marwah Zairah, dan Wina Eka Oktaviai, SMAN1 Malingping, Lebak, Banten, dengan judul “Kertas Anti Rayap (Coptotermes Gestroi) dari Jerami Padi dengan Penambahan Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L.)”.
  5. Aulia Azka Januartrika, Anas Mufid Nurrochman, dan Amelia Nugrahaningrum,, SMAN 1 Yogyakarta, DIY, dengan judul “Rancangan DAM Pemecah Lahar Dingin”.
  6. Hannah Debora, SMPN 1 Denpasar, Bali, dengan judul “Pembuatan Alat Pendeteksi Kebocoran Pada Katup dan Regulator Tabung Gas LPG”.
  7. Alfian Try Putranto dan Zakaria Abdurrahman, SMAN 6 Yogyakarta, Yogyakarta, dengan judul “Visualisasi Kesenian Wayang Kulit Tradisional (Sebagai Solusi Alternatif Menjaga Eksistensi Wayang Kulit Yang Mulai Lekang Oleh Waktu)”.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang Saudara untuk melakukan presentasi, pameran, dan wawancara dihadapan Dewan Juri yang akan diselenggarakan pada:

Hari / Tanggal : Senin-Selasa, 3-4 Oktober 2011
Pukul : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Widya Graha LIPI Lantai 1 Jl. Gatot Subroto No 10 Jakarta Selatan

Untuk keperluan acara tersebut di atas, beberapa hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan:
  1. Mendownload Tata Tertib LKIR Ke-43 Tahun 2011 sebagai acuan finalis dalam mengikuti kegiatan tersebut di link: http://intra.lipi.go.id/direktori/humas/lipi1317034388.zip
  2. Prototipe alat peraga, brosur, dan standing banner untuk pameran
  3. Presentasi menggunakan format Power Point.
  4. Baju batik untuk acara kunjungan/resmi.
  5. Baju batik untuk acara kunjungan.
  6. Registrasi ulang dan setting pameran di Widya Graha LIPI Lantai 1, Jl. Gatot Subroto No 10 Jakarta Selatan pada tanggal 2 Oktober 2011, pukul 12.00-15.00 WIB.
  7. Panitia menyediakan biaya akomodasi untuk 1 orang yaitu ketua kelompok atau yang ditunjuk oleh kelompok.
  8. Akomodasi di Hotel Bumi Wiyata Depok, mulai tanggal 2 Oktober 2011 pukul 16.00 WIB sampai dengan tanggal 5 Oktober 2011 pukul 09.00 WIB ditanggung oleh Panitia.
  9. Biaya transportasi dari tempat asal ke tempat pameran pergi pulang ditanggung oleh masing-masing finalis.
Dewan Juri LKIR Ke-43 Tahun 2011 terdiri dari:

Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan
  1. Dr. Syarif Hidayat
  2. Dr. Ninok Leksono
  3. Drs. Andrinof Chaniago, M.Si
Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
  1. Dr. Adi Santoso
  2. Prof. (Ris) Dr. Leonardus Broto Sugeng Kardono
  3. Dr. Susiani Purbaningsih DEA
Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa
  1. Dr. L.T. Handoko
  2. Dr. Yudi Darma
  3. Dr. M. Mustafa Sarinanto
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Panitia LKIR Ke-43 Tahun 2011, Telp. 021-5225711, Ext. 273 atau Sdr. Indriyani: 081319165778. Atas Perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih.

Panitia LKIR Ke-43 Tahun 2011
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek BKPI LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt. 5
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10, Jakarta 12710
Telp (021) 5225711, Ext. 274
Fax. (021) 52920839


Sumber: www.lipi.go.id

PENULISAN GELAR AKADEMIK

sumber gambar: http://www.faidilanwar.com
Pada suatu siang di bulan Desember tahun 2010 lalu, seorang teman datang dan bertanya mengenai penulisan gelar akademik yang benar. Lantaran terbatasnya informasi yang saya berikan pada saat itu, maka saya tuliskan kembali secara lengkap penulisan gelar akademik.

Berikut saya tampilkan sebuah tulisan yang sangat baik untuk dibaca dari Dr. Warsiman, M.Pd.


Tanpa sadar, kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari. Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf  “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf  “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf  “D”  ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf  “D”  ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana  pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si.  (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)           
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar MagisterM.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar NegeriB.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar NegeriM.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of  Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf  “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf  “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy);                =>    Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education);                 =>    Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science);                      =>    Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology);                   =>    Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy);           =>    Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health);         =>   Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science);      =>   Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); =>   Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). =>  Sigit Sugito, J.S.D., 
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar          Ditulis Salah                    Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd.    HADI MULYA, S.PD.     HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag.    HADI MULYA, S.AG.    HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt.     HADI MULYA, S.PT.     HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah
sumber: http://blog.sunan-ampel.ac.id/warsiman/2010/05/18/penulisan-gelar-akademik/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More