Latar Belakang
Tantangan kehidupan global yang kita hadapi saat ini mengharuskan kita
untuk lebih memperkuat jati diri atau identitas dan karakter sebagai
statu bangsa. Penguatan jati diri dan karakter bangsa ini menjadi suatu
keharusan agar bangsa Indonesia dapat tetap eksis dan mampu menunjukkan
jati dirinya sebagai suatu bangsa di tengah-tengah derasnya arus
kehidupan dan budaya global itu. Dengan jati diri dan karakter yang
kuat, diharapkan bangsa Indonesia tetap mampu bersaing dan sekaligus
ikut bermain peran dalam kancah kehidupan global. Bangsa yang
berkarakter—dalam hal ini—tidak saja bangsa yang mampu memperlihatkan
jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga penuh tanggung jawab,
jujur, disiplin, berkualitas, dan mempunyai kompetensi yang tinggi.
Terkait
dengan hal tersebut, bahasa Indonesia—termasuk sastra di
dalamnya—memegang peranan yang amat penting dalam pendidikan karakter
bangsa. Hal itu karena dengan mencintai bahasa Indonesia berarti juga
mencintai bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya juga merupakan
simbol identitas bangsa. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan
kebanggaan terhadap bahasa dan bangsa seperti itu pada dasarnya juga
merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai pilarnya.
Bahasa juga menunjukkan bangsa. Ungkapan
itu juga berarti bahwa bahasa menunjukkan jati diri dan karakter bangsa
penuturnya. Tutur kata yang lembut dan santun, misalnya, juga dapat
dipandang sebagai pencerminan dari karakter pribadi penuturnya yang
santun. Untuk itu, pengajaran bahasa juga harus diarahkan pada
pendidikan karakter budi pekerti yang luhur, berakhlak mulia, dan sikap
yang santun.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga
mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan
pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu
tentu sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.
Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa
juga merupakan alat berpikir. Oleh karena itu, melalui kemampuan
berbahasa, berbagai persoalan yang dihadapi dapat dipahami, disikapi,
dan dicerna dengan baik sehingga dapat menambah kematangan
berpikir/intelektual seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan
kemampuan menyikapi setiap masalah dengan kritis merupakan dua hal yang
saling melengkapi dalam pembentukan kualitas individu untuk membangun
kreativitas dan daya inovasi. Berkenaan dengan itu, kemampuan
berkomunikasi yang tinggi dan daya pikir yang kritis dalam menghadapi
setiap tantangan pada gilirannya juga dapat melahirkan generasi yang
kreatif dan inovatif.
Pada sisi lain, karya sastra juga
mengandung nilai-nilai kearifan yang mampu memperhalus akal budi dan
mempertajam etika dan daya estetika. Oleh karena itu, kemampuan
mengapresiasi karya sastra juga berperan penting dalam membangun
karakter yang berbudi luhur, bertenggang rasa, dan arif dalam mengatasi
persoalan.
Tema
Sejalan dengan latar belakang sebagaimana yang dikemukakan di atas,
kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 yang diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ini mengambil tema “Peningkatan Peran
Bahasa dan Sastra dalam Pendidikan Karakter Bangsa.”
Tujuan
Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 ini bertujuan menumbuhkembangkan
kecintaan kalangan generasi muda Indonesia terhadap bahasa dan sastra
Indonesia dalam rangka membangun jati diri dan karakter bangsa yang kuat
menuju masyarakat yang mandiri, bermartabat, berdaya saing, kreatif,
dan inovatif.
Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011 ini adalah sebagai berikut.
1.Pemberian Penghargaan Adibahasa
Adibahasa merupakan penghargaan yang diberikan oleh Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa terhadap pemerintah provinsi yang menunjukkan
kesungguhannya dalam pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia di
tempat-tempat umum dan di dalam ranah kedinasan. Proses penilaiannya
akan dilakukan oleh panitia khusus terhadap (1) penggunaan bahasa di
tempat-tempat umum, (2) penggunaan bahasa Indonesia di dalam tata naskah
dinas, (3) keaktifan pemerintah provinsi dalam mendukung kegiatan
kebahasaan dan kesastraan di wilayah masing-masing, dan (4) ketersediaan
peraturan perundang-undangan pada tingkat provinsi yang terkait dengan
pengaturan masalah kebahasaan dan kesastraan di wilayahnya
masing-masing.
2. Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak (Tingkat Nasional)
Media massa sering dijadikan sebagai barometer dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat. Namun, pada kenyataannya
belum seluruh media massa dapat dijadikan sebagai contoh dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, guna mendorong peningkatan
mutu penggunaan bahasa Indonesia di media massa, khususnya media massa
cetak, akan dilakukan penilaian terhadap penggunaan bahasa Indonesia di
media massa cetak. Penilaian itu juga dilakukan untuk memperoleh
pemeringkatan media massa cetak yang menggunakan bahasa Indonesia
terbaik.
3. Debat Bahasa Antarmahasiswa
Di tengah-tengah munculnya berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupan global ini, mahasiswa diajak untuk ikut memikirkan persoalan
kebahasaan dan kesastraan yang terjadi akhir-akhir ini. Terkait dengan
itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah kemahiran berbahasa para
mahasiswa dalam mengemukakan pendapat secara kritis dan argumentatif.
Sejalan dengan itu, kegiatan debat bahasa antarmahasiswa ini juga
merupakan ajang bagi para mahasiswa untuk beradu argumentasi persoalan
kebahasaan dan kesastraan yang dihadapi saat ini.
4. Duta Bahasa (Tingkat Nasional)
Peran para pemuda dalam membangun semangat dan konsep kebangsaan telah
terbukti nyata sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Semangat dan ketokohan para pemuda itu harus tetap dipertahankan,
diperkuat, dan diteruskan kepada generasi muda masa kini agar semangat
kebangsaan itu terus membara di dada para pemuda Indonesia. Oleh karena
itu, kegiatan duta bahasa dilaksanakan sebagai upaya melibatkan para
pemuda dalam menjaga dan menyebarluaskan semangat kebangsaan melalui
bahasa. Di samping itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memilih
pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki kemahiran dalam berbahasa
Indonesia dan sikap serta perilakunya dapat dijadikan sebagai teladan.
5. Parade Mural Cinta Bahasa Indonesia
Di perkotaan cukup banyak ruang publik, seperti tiang-tiang jembatan
layang, yang dibiarkan kosong. Ruang seperti itu tidak jarang
dimanfaatkan sebagai ajang corat-coret yang kontraproduktif oleh
orang-orang yang suka iseng. Padahal, ruang seperti itu dapat
dimanfaatkan secara baik untuk mengingatkan kembali perlunya mencintai
bahasa Indonesia, bahasa kebangsaan kita. Terkait dengan itu, Badan
Bahasa mengajak berbagai pihak untuk mengisi ruang-ruang kosong itu
dengan grafiti kebahasaan atau mural yang berisi imbauan atau ajakan
untuk mencintai bahasa Indonesia dengan kata-kata bijak.
6. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Para mahasiswa S-1 pada umumnya mempunyai kewajiban menulis karya ilmiah
yang berupa skripsi untuk mengakhiri masa studinya. Terkait dengan itu,
untuk membantu para mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan sayembara Penulisan
Proposal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan tingkat nasional bagi para
mahasiswa S-1. Peserta yang proposal penelitiannya terpilih sebagai
pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang sebagai bantuan biaya
penelitian.
7. Sayembara Penulisan Cerpen Remaja (Tingkat Nasional)
Untuk menggairahkan kehidupan sastra yang bertemakan kehidupan remaja
serta meningkatkan kegiatan penulisan kreatif di kalangan remaja, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan sayembara Penulisan
Cerpen Remaja tingkat nasional. Pesertanya adalah para remaja di seluruh
Indonesia. Adapun penilaiannya akan dilakukan secara berjenjang . Untuk
tingkat provinsi, di luar DKI Jakarta, penilaian akan dilakukan di
balai/kantor bahasa provinsi masing-masing, sedangkan untuk Provinsi DKI
Jakarta, penilaian dilakukan di Badan Bahasa. Peringkat sepuluh
terbesar dari setiap provinsi akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti
seleksi tingkat nasional.
8. Sayembara Penulisan Puisi bagi Siswa SD (Tingkat Nasional)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegairahan
kehidupan sastra, khususnya puisi, adalah melalui sayembara penciptaan
puisi. Untuk itu, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011
diselenggarakan Sayembara Penulisan Puisi bagi Siswa SD Tingkat
Nasional. Untuk tingkat provinsi, di luar DKI Jakarta, penilaian akan
dilakukan di balai/kantor bahasa provinsi masing-masing, sedangkan untuk
Provinsi DKI Jakarta, penilaian dilakukan di Badan Bahasa. Peringkat
sepuluh terbesar dari setiap provinsi akan dikirim ke Jakarta untuk
mengikuti seleksi tingkat nasional.
9. Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (Tingkat Internasional)
Akhir-akhir ini bahasa Indonesia tidak hanya dipelajari oleh warga
negara Indonesia, tetapi telah dipelajari pula oleh warga negara asing.
Para pelajar asing tersebut perlu diberi forum agar dapat mempraktikkan
kemampuan mereka dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu, Lomba
Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (bahasa Indonesia
bagi penutur asing) diselenggarakan. Tujuannya adalah untuk memberikan
peluang bagi para pembelajar BIPA untuk menunjukkan kemampuannya dalam
berbahasa Indonesia.
10. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, blog berhasil merebut
perhatian masyarakat dan menjadi tren yang sangat digemari, terutama di
kalangan pengguna internet. Atas dasar itu, kegiatan ini diselenggarakan
dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada pembuat blog
kebahasaan dan kesastraan yang bernilai unggul, baik dari sisi artistik,
informatika, maupun kemanfaatan isi yang termuat di dalam blog
tersebut.
11. Festival Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi merupakan media untuk mengapresiasi puisi melalui
musik. Kegiatan ini dipandang dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra. Setiap tahun
penyelenggaraan kegiatan ini selalu banyak peminat. Oleh karena itu,
kegiatan seperti itu diselenggarakan lagi tahun ini dalam rangka Bulan
Bahasa dan Sastra 2011. Pada tahun ini pesertanya dibatasi pada siswa
SLTA, termasuk Madrasah Aliyah dan SMK, se-DKI Jakarta.
Puncak Acara
Puncak acara Bulan Bahasa dan Sastra 2011 akan dilaksanakan bertepatan
dengan peringatan hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2011. Pada
acara itu akan dilaksanakan pengumuman pemenang, pementasan seni budaya,
persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan.
Informasi Lengkap
Informasi lebih lanjut secara lengkap dari setiap kegiatan Bulan Bahasa
dan Sastra 2011 selain dapat dibaca di dalam edaran khusus, juga dapat
diperoleh balai/kantor bahasa terdekat atau melalui alamat panitia
berikut.
Alamat Panitia
Alamat Panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2011
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, Jalan Daksinapati Barat IV,
Rawamangun, Jakarta 13220, Telepon (021) 4896558, 4706287, 4706288,
4750406, Faksimile (021) 4750407.
Pos-el:
badan.bahasa@kemdiknas.go.id
Sumber:
Badan Bahasa, 27 September 2011